Monday 10 December 2012

laporan praktikum profil tanah


A.    Latar Belakang
Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar permukaan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu.
Tanah mempunyai sifat yang mudah dipengaruhi oleh iklim, serta jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam jangka waktu tertentu.  Tanah dalam pertanian mempunyai peranan sebagai media tumbuh tanaman dalam hal tempat akar memenuhi cadangan makanan, cadangan nutrisi (hara) baik yang berupa ion-ion organik maupun anorganik. Kebutuhan lahan yang terusmeningkat dengan sangat pesat sementara ketersediaannya terbatas, dan tidakmungkin dapat diproduksi seperti kebutuhan lainnya. Fenomena akan kelangkaan ketersediaan tanah, memicu munculnya perselisihan dalam penguasaan dan pemilikan tanah.
Horison tanah adalah lapisan-lapisan tanah yang terbentuk karena hasil dari proses pembentukan tanah. Proses pembentukan horison-horison tersebut akan menghasilkan benda alam baru yang disebut tanah. Penampang vertikal tanah tersebut akan menunjukan susunan horison yang disebut profil tanah. Profil dari tanah mineral yang telah berkembang lanjut biasanya memiliki horison-horison, horison-horison tersebut diantara lain yaitu :
1.   Horison O adalah horison yang terdiri dari bahan serasah atau sisa-sisa tanaman (Oi) dan bahan organik tanah (BOT) hasil dekomposisi serasah (Oa). Horison ini ditemukan terutama pada tanah-tanah hutan yang masih utuh. Merupakan horison organik yang terbentuk diatas lapisan tanah mineral
2.   Horison A1 adalah horison mineral berbahan organik tanah (BOT) tinggi sehingga berwarna agak gelap. A2 – Horison dimana terdapat pencucian (eluviasi) maksimum terhadap liat, Fe, A dan bahan organik. A3 – Horison peralihan ke B, lebih menyerupai A. Horison dipermukaan tanah yang terdiri dari campuran bahan organik dan bahan mineral. Merupakan horison eluvasi, yaitu horison yang mengalami pencucian.
3.   Horison E adalah horison mineral yang telah tereloviasi (tercuci) sehingga kadar BOT, liat silikat, Fe dan Al rendahtetapi kadar pasir & debu kuarsa (seskuoksida) dan mineral resisten lainnya tinggi serta berwarna terang.
4.   Horison B adalah horison illuviasi yaitu horison akumulasi bahan eluvial dari horison diatasnya.
5.   Horison C adalah lapisan yang bahan penyusunnya masih sama dengan bahan induk atau belum terjadi perubahan secara kimiawi.
6.   Horison R adalah batuan keras yang belum dilapuk sehingga tidak dapat ditembus akar tanaman.
B.    Tujuan
Mengetahui profil tanah di suatu lahan.
 BAB II. METODE KERJAA.    Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah bor tanah, abney level (clinometer) untuk mengukur kemiringan tanah, larutan H2O2 3 %, kompas, altimeter, pH saku, botol semprot, kertas label, meteran, larutan HCl 10 %, Buku Munsell Soil Color Chart, kantong plastik, spidol, buku pedoman pengamatan tanah di lapang, daftar isian profil, lidi panjang, larutan αα-dipiridil dalam 1 NH4Oac netral, aquades.
B.    Cara Kerja
1.     Dipilih tempat pembuatan profil, sebelumnya dilakukan pengeboran di tempat-tempat sekitar profil yang akan dibuat sedalam 1 meter pada dua atau 3 tempat berjarak 1 meter, yang berguna supaya tercapai keseragaman.
2.     Digali lubang sehingga terbentuk profil tanah dengan ukuran panjang 2m, lebar1,5m, dan kedalaman 1,5 m. Di depan bidang pengamatan profil dibuat tangga (trap)bke bawah untuk memudahkan pengamat turun.
C.    Pengamatan
Pengamatan dimulai dengan mengukur dalamnya profil, diukur dari lapisan atas sampai bawah. Penarikan batas horison atau lapisan tanah dapt ditentukan dengan melihat pebedaan warna atau menusuk-nusuk piasu ke dalam tanah dengan tekanan tetap untuk meraskan perbedaan kekerasannya. Selanjutnya dilakukan penetapan horison-horison dan penncatatan pada daftar isian profil.
Dalam pengamatan tebal horison perlu diamati :
1.   Keselasan yang dibedakan atas :
a = Abrupt (nyata) jika tebalnya <2,5 cm
c = Clear (jelas), batas peralihannya 2,50-6,25 cm
g = Gradual (berangsur), batas peralihannya 6,25- 12,5 cm
d = Diffuse (baur), batas peralihannya >12,5 cm
2.   Topografi batas horison yang dibedakan atas :
s = smooth (rata), batasnya lurus teratur
w = wavy (berombak), berbentuk kantong, lebar > dalam
i = irregular (tidak teratur), berbentuk kantong, lebar < dalam
b = broken (terputus), batas horison tidak dapat disambung
Setelah masing-masing horison diketahui batasnya, masing-masing lapisan diamati; warna, tekstur, struktur, konsistensi, pH, perakaran, kedalaman , bentukan istimewa seperti konkresi, horison penciri, dan sebagainya.
Selain ciri-ciri morfologi profil, perlu juga dicatat faktor-faktor sekeliling yaitu relief, lereng (posisi, bentuk), bentuk wilayah, ketinggian tempat, bahan induk, drainase (kelas), permeabilitas, bentuk erosi, vegetasi, iklim, curah hujan, permukaan air tanah, usaha tani, keadaan batu, dan sebagainya.
 BAB III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASANA.    Hasil






B.    Pembahasan
Profil tanah merupakan irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga bebatuan induk tanah (regolit),yang biasanya terdiri dari horison-horison O-A-E-B-C-R. Empat lapisan teratas yang masih dipengaruhi cuaca  disebut solum tanah, meskipun tanah terdiri dari beberapa horison, namun bagi tetanaman yang sangat penting adalah horizon O-A (lapisan atas) yang biasanya mempunyai ketebalan dibawah 30cm, bahkan bagi tanaman berakar dangkal seperti padi, palawija dan sesayuran yang berperan adalah kedalaman dibawah 20cm (Ali, 2004).
Praktikum pengenalan profil tanah dilakukan pada tanggal 5 April  2012 dengan lokasi di desa Kelurahan Grendeng, Kecamatan  Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas, tepatnya di belakang  Fakultas Jenderal Soedirman, dengan ketinggian 190 meter dpl, cuaca mendung berawan. Di sekitar lahan tanah yang diamati terdapat vegetasi asli/ bukan asli  yang dominannya adalah semak belukar dengan spesialis adalah pohon pisang. Posisi penampang bagan yaitu miring ke arah timur. Fisiografi pada lahan ini adalah dataran, bahan induknya vulkanis dari Gunung Slamet, dengan format Aluvium Qal, pengendapan. Relief makro dan makro adalah datar. Lereng tunggal berbentuk lurus, mempunyai arah timur dengan panjang lereng kurang lebih 200 meter. Drainase pada permukaan baik, kedalaman 15m- 17m, permeabilitas sedang/ cepat dan tidak terdapat glei. Penyebaran batuan kurang dari 5%, penggunaan tanah di lahan ini untuk lahan percobaan.
Sifat fisik dan jenis tanah pada lahan ini dapat dianalisa melalui metode boring Sebelumnya dilakukan dengan pengeboran (boring) yang akan dibuat sedalam 1 meter pada 2 atau 3 tempat berjarak 1 meter yang berguna supaya tercapai keseragaman .Menggali lubang sedemikian  rupa sehingga terbentuk profil tanah dengan ukuran panjang 2 m , lebar 1,5 m dan kedalaman 1,5 m. Di depan bidang pengamatan. Profil dibuat tangga ( trap ) kebawah untuk memudahkan pengamatan turun.Pengamatan dimulai dengan mengukur dalamnya profil di ukur dari lapisan atas sampai lapisan bawah. Penarikan batas horizon atau lapisan tanah dapat di tentukan dengan melihat perbedaan warna atau menusuk – nusukkan  pisau kedalam tanah dengan tekanan tetap. Setelah masing – masing horizon diketahui batasnya, masing – masing lapisan diamati warna, tekstur, struktur, konsistensi, pH, perakaran, kedalaman efektif, benturan istimewa seperti konkresi, horizon penciri dan sebagainya.
Selain itu yang diamati pada praktikum kali ini adalah :
1.   Warna Tanah
Suatu profil tanah terdiri dari horizon-horizon dengan warna beragam antara horizon dan dalam satu horizon. Pada pemerian profil tanah, warna setiap horizon itu haruslah diperi secara lengkap. (Poerwidodo, 1991)
2.   Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah (Badan Pertanahan Nasional). Dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2-0,05 mm, debu dengan ukuran 0,05-0.002 mm dan liat dengan ukuran <0.002 mm (penggolongan berdasarkan USDA. (Hanafiah, 2007)
3.   Struktur Tanah
Struktur tanah menunjukkan kombinasi atau susunan partikel-partikel tanah primer (pasir, debu, dan liat) sampai pada partikel-partikel sekunder atau ped disebut juga agregat. Struktur suatu horizon yang berbeda satu profil tanah merupakan satu ciri penting tanah, seperti warna tekstur atau komposisi kimia. (Foth, 1998)
4.   Konsistensi Tanah
Konsistensi adalah salah satu sifat fisika tanah yang menggambarkan ketahanan tanah pada saat memperoleh gaya atau tekanan dari luar yang menggambarkan bekerjanya gaya kohesi (tarik menarik antar partikel) dan adhesi (tarik menarik antara partikel dan air) dengan berbagai kelembaban tanah.
Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi butir-butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Terdapat 10 ordo tanah dalam sistem Taksonomi Tanah USDA 1975,yaitu: Alfisol,Aridisol, Entisol, Histosol, Inceptisol, Mollisol, Oxisol, Spodosol, Ultisol, Vertisol . (Hardjowigeno, 1992)
 
BAB IV. KESIMPULANProfil tanah merupakan irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga bebatuan induk tanah (regolit), yang biasanya terdiri dari horison-horison O-A-E-B-C-R.Pengenalan jenis tanah pada suatu lahan dapat menggunakan metode Boring. Penetapan jenis tanah dengan menentukan horizon diketahui batasnya, masing masing lapisan diamati warna, tekstur,  struktur, konsistensi, pH, perakaran dan kedalaman efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Foth, H.D.dan L.N.Turk. 1999. Fundamentals Of Soil Science, Fifth EdNew York : John             Waley& SonsHakim dkk. 1982. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung : Penerbit Universitas Lampung
Hanafiah, Kemas A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Pt. Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Hardjowigeno. 1992. Genesis dan Klasifikasi Tanah. Bogor : Fakultas Pasca Sarjana IPB
Munir, Moch. 1996.  Tanah-Tanah Utama Indonesia. Jakarta : PT Dunia Pustaka Jaya


No comments:

Post a Comment