Monday 10 December 2012

laporan praktikum profil tanah


A.    Latar Belakang
Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar permukaan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu.
Tanah mempunyai sifat yang mudah dipengaruhi oleh iklim, serta jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam jangka waktu tertentu.  Tanah dalam pertanian mempunyai peranan sebagai media tumbuh tanaman dalam hal tempat akar memenuhi cadangan makanan, cadangan nutrisi (hara) baik yang berupa ion-ion organik maupun anorganik. Kebutuhan lahan yang terusmeningkat dengan sangat pesat sementara ketersediaannya terbatas, dan tidakmungkin dapat diproduksi seperti kebutuhan lainnya. Fenomena akan kelangkaan ketersediaan tanah, memicu munculnya perselisihan dalam penguasaan dan pemilikan tanah.
Horison tanah adalah lapisan-lapisan tanah yang terbentuk karena hasil dari proses pembentukan tanah. Proses pembentukan horison-horison tersebut akan menghasilkan benda alam baru yang disebut tanah. Penampang vertikal tanah tersebut akan menunjukan susunan horison yang disebut profil tanah. Profil dari tanah mineral yang telah berkembang lanjut biasanya memiliki horison-horison, horison-horison tersebut diantara lain yaitu :
1.   Horison O adalah horison yang terdiri dari bahan serasah atau sisa-sisa tanaman (Oi) dan bahan organik tanah (BOT) hasil dekomposisi serasah (Oa). Horison ini ditemukan terutama pada tanah-tanah hutan yang masih utuh. Merupakan horison organik yang terbentuk diatas lapisan tanah mineral
2.   Horison A1 adalah horison mineral berbahan organik tanah (BOT) tinggi sehingga berwarna agak gelap. A2 – Horison dimana terdapat pencucian (eluviasi) maksimum terhadap liat, Fe, A dan bahan organik. A3 – Horison peralihan ke B, lebih menyerupai A. Horison dipermukaan tanah yang terdiri dari campuran bahan organik dan bahan mineral. Merupakan horison eluvasi, yaitu horison yang mengalami pencucian.
3.   Horison E adalah horison mineral yang telah tereloviasi (tercuci) sehingga kadar BOT, liat silikat, Fe dan Al rendahtetapi kadar pasir & debu kuarsa (seskuoksida) dan mineral resisten lainnya tinggi serta berwarna terang.
4.   Horison B adalah horison illuviasi yaitu horison akumulasi bahan eluvial dari horison diatasnya.
5.   Horison C adalah lapisan yang bahan penyusunnya masih sama dengan bahan induk atau belum terjadi perubahan secara kimiawi.
6.   Horison R adalah batuan keras yang belum dilapuk sehingga tidak dapat ditembus akar tanaman.
B.    Tujuan
Mengetahui profil tanah di suatu lahan.
 BAB II. METODE KERJAA.    Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah bor tanah, abney level (clinometer) untuk mengukur kemiringan tanah, larutan H2O2 3 %, kompas, altimeter, pH saku, botol semprot, kertas label, meteran, larutan HCl 10 %, Buku Munsell Soil Color Chart, kantong plastik, spidol, buku pedoman pengamatan tanah di lapang, daftar isian profil, lidi panjang, larutan αα-dipiridil dalam 1 NH4Oac netral, aquades.
B.    Cara Kerja
1.     Dipilih tempat pembuatan profil, sebelumnya dilakukan pengeboran di tempat-tempat sekitar profil yang akan dibuat sedalam 1 meter pada dua atau 3 tempat berjarak 1 meter, yang berguna supaya tercapai keseragaman.
2.     Digali lubang sehingga terbentuk profil tanah dengan ukuran panjang 2m, lebar1,5m, dan kedalaman 1,5 m. Di depan bidang pengamatan profil dibuat tangga (trap)bke bawah untuk memudahkan pengamat turun.
C.    Pengamatan
Pengamatan dimulai dengan mengukur dalamnya profil, diukur dari lapisan atas sampai bawah. Penarikan batas horison atau lapisan tanah dapt ditentukan dengan melihat pebedaan warna atau menusuk-nusuk piasu ke dalam tanah dengan tekanan tetap untuk meraskan perbedaan kekerasannya. Selanjutnya dilakukan penetapan horison-horison dan penncatatan pada daftar isian profil.
Dalam pengamatan tebal horison perlu diamati :
1.   Keselasan yang dibedakan atas :
a = Abrupt (nyata) jika tebalnya <2,5 cm
c = Clear (jelas), batas peralihannya 2,50-6,25 cm
g = Gradual (berangsur), batas peralihannya 6,25- 12,5 cm
d = Diffuse (baur), batas peralihannya >12,5 cm
2.   Topografi batas horison yang dibedakan atas :
s = smooth (rata), batasnya lurus teratur
w = wavy (berombak), berbentuk kantong, lebar > dalam
i = irregular (tidak teratur), berbentuk kantong, lebar < dalam
b = broken (terputus), batas horison tidak dapat disambung
Setelah masing-masing horison diketahui batasnya, masing-masing lapisan diamati; warna, tekstur, struktur, konsistensi, pH, perakaran, kedalaman , bentukan istimewa seperti konkresi, horison penciri, dan sebagainya.
Selain ciri-ciri morfologi profil, perlu juga dicatat faktor-faktor sekeliling yaitu relief, lereng (posisi, bentuk), bentuk wilayah, ketinggian tempat, bahan induk, drainase (kelas), permeabilitas, bentuk erosi, vegetasi, iklim, curah hujan, permukaan air tanah, usaha tani, keadaan batu, dan sebagainya.
 BAB III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASANA.    Hasil






B.    Pembahasan
Profil tanah merupakan irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga bebatuan induk tanah (regolit),yang biasanya terdiri dari horison-horison O-A-E-B-C-R. Empat lapisan teratas yang masih dipengaruhi cuaca  disebut solum tanah, meskipun tanah terdiri dari beberapa horison, namun bagi tetanaman yang sangat penting adalah horizon O-A (lapisan atas) yang biasanya mempunyai ketebalan dibawah 30cm, bahkan bagi tanaman berakar dangkal seperti padi, palawija dan sesayuran yang berperan adalah kedalaman dibawah 20cm (Ali, 2004).
Praktikum pengenalan profil tanah dilakukan pada tanggal 5 April  2012 dengan lokasi di desa Kelurahan Grendeng, Kecamatan  Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas, tepatnya di belakang  Fakultas Jenderal Soedirman, dengan ketinggian 190 meter dpl, cuaca mendung berawan. Di sekitar lahan tanah yang diamati terdapat vegetasi asli/ bukan asli  yang dominannya adalah semak belukar dengan spesialis adalah pohon pisang. Posisi penampang bagan yaitu miring ke arah timur. Fisiografi pada lahan ini adalah dataran, bahan induknya vulkanis dari Gunung Slamet, dengan format Aluvium Qal, pengendapan. Relief makro dan makro adalah datar. Lereng tunggal berbentuk lurus, mempunyai arah timur dengan panjang lereng kurang lebih 200 meter. Drainase pada permukaan baik, kedalaman 15m- 17m, permeabilitas sedang/ cepat dan tidak terdapat glei. Penyebaran batuan kurang dari 5%, penggunaan tanah di lahan ini untuk lahan percobaan.
Sifat fisik dan jenis tanah pada lahan ini dapat dianalisa melalui metode boring Sebelumnya dilakukan dengan pengeboran (boring) yang akan dibuat sedalam 1 meter pada 2 atau 3 tempat berjarak 1 meter yang berguna supaya tercapai keseragaman .Menggali lubang sedemikian  rupa sehingga terbentuk profil tanah dengan ukuran panjang 2 m , lebar 1,5 m dan kedalaman 1,5 m. Di depan bidang pengamatan. Profil dibuat tangga ( trap ) kebawah untuk memudahkan pengamatan turun.Pengamatan dimulai dengan mengukur dalamnya profil di ukur dari lapisan atas sampai lapisan bawah. Penarikan batas horizon atau lapisan tanah dapat di tentukan dengan melihat perbedaan warna atau menusuk – nusukkan  pisau kedalam tanah dengan tekanan tetap. Setelah masing – masing horizon diketahui batasnya, masing – masing lapisan diamati warna, tekstur, struktur, konsistensi, pH, perakaran, kedalaman efektif, benturan istimewa seperti konkresi, horizon penciri dan sebagainya.
Selain itu yang diamati pada praktikum kali ini adalah :
1.   Warna Tanah
Suatu profil tanah terdiri dari horizon-horizon dengan warna beragam antara horizon dan dalam satu horizon. Pada pemerian profil tanah, warna setiap horizon itu haruslah diperi secara lengkap. (Poerwidodo, 1991)
2.   Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah (Badan Pertanahan Nasional). Dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2-0,05 mm, debu dengan ukuran 0,05-0.002 mm dan liat dengan ukuran <0.002 mm (penggolongan berdasarkan USDA. (Hanafiah, 2007)
3.   Struktur Tanah
Struktur tanah menunjukkan kombinasi atau susunan partikel-partikel tanah primer (pasir, debu, dan liat) sampai pada partikel-partikel sekunder atau ped disebut juga agregat. Struktur suatu horizon yang berbeda satu profil tanah merupakan satu ciri penting tanah, seperti warna tekstur atau komposisi kimia. (Foth, 1998)
4.   Konsistensi Tanah
Konsistensi adalah salah satu sifat fisika tanah yang menggambarkan ketahanan tanah pada saat memperoleh gaya atau tekanan dari luar yang menggambarkan bekerjanya gaya kohesi (tarik menarik antar partikel) dan adhesi (tarik menarik antara partikel dan air) dengan berbagai kelembaban tanah.
Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi butir-butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Terdapat 10 ordo tanah dalam sistem Taksonomi Tanah USDA 1975,yaitu: Alfisol,Aridisol, Entisol, Histosol, Inceptisol, Mollisol, Oxisol, Spodosol, Ultisol, Vertisol . (Hardjowigeno, 1992)
 
BAB IV. KESIMPULANProfil tanah merupakan irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga bebatuan induk tanah (regolit), yang biasanya terdiri dari horison-horison O-A-E-B-C-R.Pengenalan jenis tanah pada suatu lahan dapat menggunakan metode Boring. Penetapan jenis tanah dengan menentukan horizon diketahui batasnya, masing masing lapisan diamati warna, tekstur,  struktur, konsistensi, pH, perakaran dan kedalaman efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Foth, H.D.dan L.N.Turk. 1999. Fundamentals Of Soil Science, Fifth EdNew York : John             Waley& SonsHakim dkk. 1982. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung : Penerbit Universitas Lampung
Hanafiah, Kemas A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Pt. Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Hardjowigeno. 1992. Genesis dan Klasifikasi Tanah. Bogor : Fakultas Pasca Sarjana IPB
Munir, Moch. 1996.  Tanah-Tanah Utama Indonesia. Jakarta : PT Dunia Pustaka Jaya


praktikum pembelahan sel


I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Didalam kehidupan, diawali dengan munculnya organisme uniseluler yang selanjutnya menghasilkan organisme multiseluler. Peristiwa demikian dokenal pada teori evolusi. Mekanisme tertentu telah ditempuh hingga menghasilkan organisme multiseluler sampai dalam wujud seperti sekarang ini. Salah satu mekanisme yang ditempuh adalah melalui proses reproduksi sel.
Sebagai unit fungsional, sel memiliki kemampuan memperbanyak diri atau dikenal dengan istilah reproduksi. Reproduksi sel berlangsung melalui  pembelahan. Pembelahan sel yang terjadi pada organisme eukariotik meliputi  pembagian inti sel (kariokinesis) dan pembagian sitoplasma (sitokinesis) melalui tahapan seperti pada mitosis maupun meiosis. Tahapan pembelahan didasarkan  pada perubahan letak (tingkah laku) kromosom selama berlangsungnya proses pembelahan. Pembelahan sel  di  diawali dengan adanya aktivitas pembelahan kromosom dalam beberapa tahap pembelahan. Pada setiap tahap pembelahan mempunyai ciri-ciri tertentu yang dapat diamati proses-prosesnya melalui teknik atau perlakuan tertentu yang diberikan pada kromosom tersebut. Adapun pembelahan sel dibedakan menjadi dua macam, yaitu mitosis dan meiosis (Pratiwi, 2003).
Pembelahan meiosis terjadi pada sel-sel germinal (gamet) dengan hasil akhir empat buah sel anak yang bersifat haploid dengan komposisi genotip yang mungkin berbeda dengan sel induknya Mitosis adalah peristiwa pembelahan sel yang terjadi pada sel-sel somatis (sangat aktif pada jaringan meristem) yang menghasilkan dua sel anak yang memiliki genotip sama dan identik dengan sel induknya.

1.2 Tujuan
 - Dapat menjelaska pembelahan sel secara mitosis
 - Mengenal ciri-ciri setiap tahap mitosis
 - Menjelaskan perbedaan mitosis dan meiosis.

1.3 Manfaat
 - Dapat menjelaskan proses pembelahan sel
 - Mengetahui  tahapan-tahapan pembelahan sel secara mitosis
 - Mengetahui  perbedaan antara pembelahan mitosis dan meiosis

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pada dasarnya, pembelahan sel dibedakan menjadi 2 macam, yaitu pembelahan sel secara langsung dan secara tak langsung. Pembelahan sel secara langsung jika proses pembelahan tidak didahului dengan pembentukan gelondong pembelahan dan penampakan kromosom. Adapun pembelahan sel secara tak langsung jika proses pembelahan didahului dengan pembentukan gelondong pembelahan dan penampakan kromosom. Pembelahan sel secara langsung disebut amitosis, sedangkan pembelahan secara tidak langsung meliputi pembelahan mitosis dan pembelahan meiosis.
Pembelahan amitosis terjadi pada bakteri, Protozoa, dan ganggang bersel satu. Proses pembelahan ini tidak melalui tahapan-tahapan pembelahan. Satu sel induk akan membelah secara langsung menjadi dua, dua menjadi empat, empat menjadi delapan, dan seterusnya hingga sel tersebut bertambah banyak. Proses pembelahan langsung didahului oleh pembelahan inti menjadi dua, diikuti oleh pembelahan sitoplasma dan akhirnya sel terbagi menjadi dua sel anak.
Proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel disebut Mitosis. Mitosis umumnya diikuti sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membrane sel. Proses ini menghasilkan dua sel anakan yang identik, yang memiliki distribusi organel dan komponen sel yang nyaris sama. Mitosis dan sitokinesis merupakan fase mitosis (fase M) pada siklus sel, dimana sel awal terbagi menjadi dua sel anakan yang memiliki genetic yang sama dengan sel awal (Syamsuri, 2005).
Fungsi utama dari siklus sel adalah menduplikat sejumlah DNA di dalam kromosom dengan tepat, kemudian membelah menjadi dua sel anak yang identik. Proses ini merupakan dua fase utama dari siklus sel. Proses duplikasi DNA terjadi pada fase S (S=sintesis), yang menghabiskan 10-12 jam dan  merupakan separuh waktu siklus sel pada tipe sel mamalia. Setelah fase S, terjadi pemisahan kromosom dan pembelahan sel pada fase M (M=Mitotik), yang membutuhkan waktu lebih sedikit ( kurang dari satu jam pada sel mamalia). Mitosis terjadi pada fase M yang dimulai dengan kromosom yang  terkondensasi.  Fase mitotik merupakan tempat terjadinya mitosis. Kondensasi kromosom dan pembatasan kromosom replikan terjadi dalam mitosis (Alberts, 2002).
Mitosis merupakan periode pembelahan sel yang berlangsung pada jaringan titik tumbuh (meristem), seperti pada ujung akar atau pucuk tanaman. Proses mitosis terjadi dalam empat fase yaitu profase,metaphase, anaphase dan telofase. Fase mitosis tersebut terjadi pada sel tumbuhan maupun hewan. Terdapat perbedaan mendasar antara mitosis pada hewan dan tumbuhan. Pada hewan terbentuk aster dan terbentuknya alur di ekuator pada membran sel pada saat telofase sehingga kedua sel anak menjadi terpisah (Pratiwi, 2003).
Mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi secara tidak langsung (Setjo, 2004). Hal ini dikarenakan pada pembelahan sel secara mitosis terdapat adanya tahapan-tahapan tertentu. Tahapan-tahapan (fase-fase) yang terdapat pada pembelahan mitosis ini meliputi: profase, metafase, anafase, dan telofase.
Proses mitosis ini terjadi bersama dengan pembelahan sitoplasma dan bahan-bahan di luar inti sel. Pada mitosis setiap induk yang diploid (2n) akan menghasilkan dua buah sel anakan yang masing-masing tetap diploid serta memiliki sifat keturunan yang sama dengan sel induknya.
Urutan terjadinya mitosis adalah sebagai berikut:
1. Profase
Proses terjadinya fase profase ditandai dengan hilangnya nukleus dan diganti dengan mulai tampaknya pilinan-pilinan kromosom yang terlihat tebal.
2. Metafase
Ciri utama fase ini adalah terbentuknya gelendong pembelahan, gelendong pembelahan ini dibentuk oleh mikrotubula. Gelendong ini membentuk kutub-kutub pembelahan tempat sentromer mikrotubula bertumpu.
3. Anafase
Pada fase ini kromosom yang mengumpul di tengah sel terpisah dan mengumpul pada masing-masing kutub, sehingga telihat ada dua kumpulan kromosom.
4. Telofase
Telofase adalah fase finising (penutup), dalam telofase ada dua tahap yaitu telofase awal dan telofase akhir. Pada telofase awal terlihat mulai ada sekat yang memisahkan antara sel-sel anak. Sedang pada telofase akhir terlihat sel-sel anak sudah benar-benar terpisah.
Pembelahan mitosis menghasilkan sel anakan yang jumlah kromosomnya sama dengan jumlah kromosom sel induknya, pembelahan mitosis terjadi pada sel somatik (sel penyusun tubuh). Sel-sel tersebut juga memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam melakukan pembelahannya, ada sel-sel yang mampu melakukan pembelahan secara cepat, ada yang lambat, dan ada juga yang tidak mengalami pembelahan sama sekali setelah melewati masa pertumbuhan tertentu, misalnya sel-sel germanitikum kulit mampu melakukan pembelahan yang sangat cepat untuk menggantikan sel-sel kulit yang rusak atau mati. Akan tetapi sel-sel yang ada pada organ hati melakukan pembelahan dalam waktu tahunan, atau sel-sel saraf pada jaringan saraf yang sama sekali tidak mampu melakukan pembelahan setelah usia tertentu. Sementara itu beberapa jenis bakteri mampu melakukan pembelahan hanya dalam hitungan jam, sehingga hanya dalam waktu berapa jam saja dapat dihasilkan ribuan, bahkan jutan sel bakteri. Sama dengan bakteri, protozoa bersel tunggal mampu melakukan pembelahan hanya dalam waktu singkat, misalkan amoeba, paramecium, didinium dan euglena (Budiarti, 2007).
 Mitosis dan sitokinesis adalah komponen pembelahan sel yang secara keseluruhan disebut reproduksi sel. Dalam mitosis, semua sifat yang terkandung di dalam inti sel secara terekam lengkap pada sel baru. Mitosis terjadi secara aktif pada jaringan meristem yang sedang tumbuh pesat, seperti ujung akar, pucuk, dan tunas. Kecepatan pembelahan sel pada setiap organ-organ berbeda-beda.Tujuan pembelahan mitosis adalah mewariskan semua sifat induk kepada kedua sel anaknya dan berperan penting dalam proses-proses biologis, seperti pertumbuhan, penggantian sel-sel yang rusak, dan perbaikan jaringan (Suryati, 2008).
Pembelahan mitosis yaitu pembelahan reduksi karena meliputi dua proses pembelahan berurutan, yaitu kanokinesis dan sitokinesis. Asetocarmine berfungsi untuk memperjelas inti sel dan mengetahui letak inti sel. Jadi kromosom hanya akan terlihat jelas apabila membelah maka dari itu dengan menggunakan asetocarmine untuk memperjelas kromosom. Setiap kromosom akan tampak seperti dua kumpulan benang yang disebut kromatid, dan dihubungkan dengan kromatid.
Pembelahan sel secara mitosis maupun meiosis melibatkan kromatin, kromatid, sister chromatid, kromosom, kromosom homolog, kinetokor, telomer dan sentrosom (Alberts, 2002).
 Kromatin adalah gabungan antara rantai DNA, protein histon dan protein nonhiston, kromatin dapat ditemukan di nukleus sel eukariot.    
 Kromatid  merupakan duplikat  dari  kromosom yang terbentuk dari  peristiwa replikasi DNA yang tetap bersatu dengan duplikat lain pada sentromer.
 Sister chromatid adalah dua kromatid yang bersifat identik dimana merupakan hasil proses duplikasi. 
 Kromosom adalah suatu struktur yang tersusun atas rantai panjang DNA dan tergabung dengan protein. Kromosom membawa bagian dari informasi genetik suatu organisme.
 Kromosom homolog adalah kromosom yang membentuk pasangan dengan struktur, ukuran, bentuk, posisi sentromer dan pola pewarnaan yang sama (Campbell, 1987).
 Kinetokor adalah protein yang terletak pada sentromer di tiap-tiap kromosom.
 Telomer adalah ujung dari kromosom eukariot, telomer berasal dari bahasa yunani yaitu  Telos yang berarti  ujung.  Telomer berhubungan  dengan rantai karakteristik DNA.
 Sentorosom terletak ditengah organel dari sel hewan (sentriol pada  sel tumbuhan)  yang menjadi pusat pengatur mikrotubulus dan bertindak sebagai kutub dari benang-benang spindel selama proses pembelahan sel.
Mitosis pada tumbuhan terjadi selama mulai dari 30 menit sampai beberapa jam dan merupakan bagian dari suatu proses yang berputar dan terus-menerus. Pada praktikum kali ini digunakan akar bawang merah (Allium cepa) karena jaringan akar bawang merah (Allium cepa) merupakan jaringan yang mudah ditelaah untuk pengamatan mitosis (Sugiri, 1992).
Benang-benang yang terdapat dalam preparat awetan dan preparat awetan dan preparat buatan yang terdapat dalam inti sel akan membentuk kromosom benang-benang spindle pada sentromen yang terikat dan setiap kromosom akan terlihat tampak jelas dan dapat diamati hanya dengan menggunakan mikroskop.
Pembelahan mitosis menghasilkan sel anakan yang jumlah kromosomnya sama dengan jumlah kromosom sel induknya, pembelahan mitosis terjadi pada sel somatic (sel penyusun tubuh). Sel-sel tersebut juga memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam melakukan pembelahannya, ada sel-sel yang mampu melakukan pembelahan secara cepat, ada yang lambat, dan ada juga yang tidak mengalami pembelahan sama sekali setelah melewati masa pertumbuhan tertentu, misalnya sel-sel germanitikum kulit mampu melakukan pembelahan yang sangat cepat untuk menggantikan sel-sel kulit yang rusak atau mati, akan tetapi sel-sel yang ada pada organ hati melakukan pembelahan dalam waktu tahunan, atau sel-sel saraf pada jaringan saraf yang sama sekali tidak mampu melakukan pembelahan setelah usia tertentu. Sementara itu beberapa jenis bakteri mampu melakukan pembelahan hanya dalam hitungan jam, sehingga hanya dalam waktu beberapa jam saja dapat dihasilkan ribuan, bahkan jutaan sel bakteri. Sama dengan bakteri, protozoa bersel tunggal mampu melakukan pembelahan hanya dalam waktu singkat, misalkan amoeba, paramecium, didinium dan euglena (Budiarti, 2007).

B. Pembahasan
Pembelahan mitosis merupakan proses pembelahan inti sel menjadi dua inti sel baru, melalui tahapan dan proses tertentu  menghasilkan dua jenis sel anak yang jumlah kromosomnya sama dengan induknya. Pembelahan sel secara mitosis melalui beberapa fase, diantaranya fase Interfase, Profase, Metafase, Anafase, dan yang terakhir Telofase.
a. Interfase
yaitu periode saat sel tidak sedang melakukan aktifitas pembelahan. Selama Interfase, aktivitas metabolisme sangat tinggi, kromosom dan organel mengalami duplikasi (penggandaan) dan ukuran sel dapat meningkat. Interfase meliputi sekitar 90 % dari keseluruhan waktu setiap siklus sel. Untuk satu sel membutuhkan waktu 24 jam untuk satu kali proses pembelahan, G1 (Gap 1) selama 11 jam, S (Sintesis DNA) selama 8 jam, G2 (Gap 2) selama 4 jam dan M (Mitotik) selama 1 jam. Selama ketiga sub-fase ini yaitu G1, S, dan G2, sel mengalami pertumbuhan dengan menghasilkan organel dan protein-protein di dalam sitoplasma. Kromosom direplikasi hanya pada sub-fase S. Dengan demikian, suatu sel tumbuh (G1), terus tumbuh saat sel tersebut sudah menyalin kromosomnya (S), dan tumbuh lagi sampai sel tersebut menyelesaikan persiapannya untuk melakukan pembelahan (G2) yang ditandai dengan kromosom berkondensasi, dua pasang sentromer terbentuk, dan nukleolus mulai menghilang, kemudian dilanjutkan dengan fase M.  . Profase
b. Profase
Proses terjadinya fase profase ditandai dengan hilangnya nucleus dan diganti dengan mulai tampaknya pilinan-pilinan kromosom yang terlihat tebal.
c. Metafase
Ciri utama fase ini adalah terbentuknya gelendong pembelahan, gelendong pembelahan ini dibentuk oleh mikrotubula. Gelendong ini membentuk kutub-kutb pembelahan tempat sentromer mikrotubula bertumpu.

d. Anafase
Pada fase ini kromosom yang mengumpul di tengah sel terpisah dan mengumpul pada masing-masing kutub, sehingga telihat ada dua kumpulan kromosom.
e. Telofase
Telofase adalah fase finising, dalam telofase ada dua tahap yaitu telofase awal dan telofase akhir. Pada telofase awal terlihat mulai ada sekat yang memisahkan antara sel-sel anak. Sedang pada telofase akhir terlihat sel-sel anak sudah benar-benar terpisah.






                                                            V. PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
-  Mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi secara tidak langsung. Pembelahan yang terjadi pada sel somatik ini, memiliki tahapan-tahapan tertentu. Tahapan-tahapan (fase-fase) yang terdapat pada pembelahan mitosis ini meliputi: profase, metafase, anafase, dan telofase.
- ciri-ciri yang dapat dideteksi pada masing-masing fase yang ditemukan antara lain:
a. Profase
Proses terjadinya fase profase ditandai dengan hilangnya nucleus dan diganti dengan mulai tampaknya pilinan-pilinan kromosom yang terlihat tebal.
b. Metafase
Ciri utama fase ini adalah terbentuknya gelendong pembelahan.
c.. Anafase
Telihat adal dua kumpulan kromosom.
d. Telofase
Telofase awal terlihat mulai ada sekat yang memisahkan antara sel-sel anak. Sedang pada telofase akhir terlihat sel-sel anak sudah benar-benar terpisah.
- Tempat terjadinya mitosis pada sel somatik sedangkan meiosis pada sel kelamin. Tujuan mitosis untuk mengganti sel-sel yang rusak sedangkan pada meiosis untuk membentuk sel kelamin. Pembelahan mitosis hanya terjadi satu kali pembelahan saja sedangkan pada meiosis terjadi dua kali pembelahan. Mitosis menghasilkan dua sel anak yang identik sedangkan pada meiosis menghasilkan 4 sel anak yang berbeda dan sel anak mitosis bersifat diploid (2n) sedangkan pada meiosis bersifat haploid (n).


B. Saran
 Pada praktikum selanjutnya ada baiknya jika menambahkan bahan seperti lengkuas (Alpinia galanga, Linn), agar praktikan lebih dapat memahami tentang materi pembelahan pada sel tumbuhan.






                                                DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2004. The Cell Cycle & Mitosis Tutorial. (Online). http://www.biology. arizona.edu/cell_bio/tutorials/cell_cycle/cells3.html, diakses tanggal 8 Desember 2011.
Margono, H. 1973. Pengaruh Colchicine terhadap pertumbuhan Memanjang Akar Bawang Merah (Alium cepa). Skripsi tidak diterbitkan. Malang: IKIP.
Pratiwi, D.A. 2004. Penuntun Biologi. Jakarta: Erlangga
Setjo, S. 2004. Anatomi Tumbuihan. Malang: JICA.
Suryo. 2001. Genetika. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

laporan derajat kerut tanah



LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR ILMU TANAH

ACARA III
(DERAJAT KERUT TANAH)






Nama : Rifki Pringadi
Nim    : A0B012022
Prodi : D3 – PSL


KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PERENCAAN SUMBERDAYA LAHAN
PURWOKERTO
2012

I.PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Secara fisik tanah mineral merupakan campuran dari bahan anorganik, bahan organik, udara dan air. Masing - masing fraksi mempunyai ukuran dan sifat yang berbeda beda. Bahan anorganik secara garis besar dibagi atas golongan fraksi tanah yaitu :
1.   Pasir (0,05 mm – 2,00 mm) yaitu Tidak plastis dan tidak liat, daya menahan air rendah, ukuran yang besar menyebabkan ruang pori makro lebih banyak, perkolasi cepat, sehingga aerasi dan drainase tanah pasir relative baik. Partikel pasir ini berbentuk bulat dan tidak lekat satu sama lain.
2.   Debu (0,002 mm – 0,005 mm) yaituMerupakn pasir mikro. Tanah keringnya menggumpal tetapi mudah pecah jika basah, empuk dan menepung. Fraksi debu mempunyai sedikit sifat plastis dan kohesi yang cukup baik.
3.   Liat (<0,002 mm) yaituBerbentuk lempeng, punya sifat lekat yang tinggi sehingga bila dibasahi amat lengket dan sangat plastis, sifat mengmbang dan mengkerut yang besar.
Tanah mempunyai sifat yang mudah dipengaruhi oleh iklim, serta jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam jangka waktu tertentu.  Tanah dalam pertanian mempunyai peranan sebagai media tumbuh tanaman dalam hal tempat akar memenuhi cadangan makanan, cadangan nutrisi (hara) baik yang berupa ion-ion organik maupun anorganik.
Berat ringannya tanah akan menentukan besarnya derajat kerut tanah. Semakin tinggi kandungan liat, semakin besar derajat kerut tanah.Selain itu bahan organik tanah, bahan organik tanah berpengaruh sebaliknya. Semakin tinggi kandungan bahan organik tanah maka derajat kerut tanah makin kecil.
Secara fisik tanah  mineral merupakan campuran dari bahan anorganik, bahan organik, udara dan air. Bahan anorganik secara garis besar terdiri dari golongan fraksi tanah yaitu pasir, debu dan liat. Tanah yang mengandung pasir sifatnya sukar diolah sedangkan semakin berat tanahnya (liat tinggi) semakin besar derajat kerutnya. Mengetahui derajat kerut suatu jenis tanah akan mempermudah untuk mengetahui kandungan bahan organic dalam tanah tersebut

B.  Tujuan
Mengetahui besarnya derajat kerut tanah dari beberapa jenis tanah dan membandingkan besarnya derajat kerut antar jenis tanah yang diamati.





II. METODE KERJA
A.  Alat dan Bahan
Bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum Acara III Derajat kerut Tanah ini adalah contoh tanah halus (<0,5 mm), botol semprot, air, cawan porselin, colet, cawan dakhil, jangka sorong dan serbet / lap pembersih.

B.  Prosedur Kerja
1.   Tanah halus diambil secukupnya, dimasukkan ke dalam cawan porselin, ditambah air dengan menggunakan botol semprot, lalu diaduk secara merata dengan colet sampai pasta tanah menjadi homogen.
2.   Pasta tanah yang sudah homogen tadi dimasukkan ke dalam cawan dakhil yang telah diketahui diameternya dengan menggunakan jangka sorong (diameter awal).
3.   Cawan dakhil yang telah berisi pasta tanah tersebut dijemur dibawah terik matahari, kemudian dilakukan pengukuran besarnya pengkerutan setiap 2 jam sekali sampai diameternya konstan (diameter akhir).
Perhitungan :
Derajat kerut = 
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
































B Pembahasan
Tanah dapat terbagi menjadi beberapa jenis yang masing-masing memiliki sifat yang berbeda-beda. Ada jenis tanah yang mempunyai sifat mengembang (bila basah) dan mengkerut (bila kering). Akibatnya pada musim kering karena tanah mengerut maka tanah menjadi pecah-pecah. Sifat mengembang dan mengerutnya tanah disebabkan oleh kandungan mineral liat montmorillonit yang tinggi. Besarnya pengembangan dari pengerutan tanah dinyatakan dalam nilai COLE (Coefficient Of Linear Extensibility) atau PVC (Potential Volume Change = Swell index = index pengembangan). Istilah COLE banyak digunakan dalam bidang ilmu tanah (pedology) sedang PVC digunakan dalam bidang engineering (pembuatan jalan, gedung-gedung dsb). (Hardjowigeno,2010)
Percobaan derajat kerut tanah, kami mendapat Jenis Tanah Ultisol. Pengamatan dilakukan pada 2 wadah yaitucawan I dan cawan II yang berisi tanah Ultisol yang sebelumnya telah diolesi vaseline agar saat penjemuran tanah yang mengkerut tidak menempel pada cawan.Dilakukan penjemuran di bawah sinar matahari, dan diamati setiap 2 jam sekali. Dilakukan pengukuran sebanyak 4 kali. Pada cawan pertama setelah dihitung dengan rumus derajat kerut hasilnya sebesar %. Dan pada cawan kedua didapat hasil sebesar 9%.
Ultisol adalah tanah – tanah dimana terjadi penimbunan liat di horison bawah (horison argilik), bersifat masam, kejenuhan basa (jumlah kation) pada kedalaman 180cm dari permukaan tanah kurang dari 35%. Tanah ini dulu disebut tanah Podzolik Merah Kuning yang banyak terdapat di Indonesia. Kadang – kadang juga termasuk tanah Latosol dan Hidromorf kelabu. (Hardjowigono, 2010)
Secara fisik tanah mineral merupakan campuran dari bahan anorganik, bahan organic, udara dan air. Bahan anorganik secara garis besar terdiri dari golongan fraksi tanah yaitu pasir, debu dan liat. Masing-masing fraksi mempunyai ukuran sifat yang berbeda-beda, antara lain:
1.      Pasir (0,05 mm-2,00 mm), bersifat tidak plastis dan tidak liat, daya menahan air rendah, ukurannya yang besar menyebabkan ruang pori makro lebih banyak, perkolasi cepat sehingga tanah pasiran beraerasi baik dan drainasenya baik.
2.      Debu (0,002 mm-0,05 mm), sebenarnya merupakan pasir mikro dan sebagian besar adalah kuarsa. Fraksi debu mempunyai sedikit sifat plastis dan kohesi yang cukup baik.
3.      Liat (<0,002 mm), berbentuk mika atau lempeng, bila dibasahi amat lengket dan sangat plastis, sifat mengembang dan mengerut yang besar. Bila kering menciut dan banyak menyerap energi panas, bila dibasahi terjadi pengembangan volume dan terjadi pelepasan panas yang disebut sebagai panas pembasahan (heat of wetting).
Tanah ringan adalah tanah yang mengandung banyak pasir akan mempunyai tekstur kasar, mudah diolah, merembeskan air. Sedangkan tanah berat adalah tanah yang banyak mengandung liat, sulit meloloskan air, aerasi jelek, lengket dan sulit dalam pengelolaannya.
Masing-masing fraksi mempunyai ukuran dan sifat yang berbeda-beda. Tanah yang banyak mengandung pasir akan mempunyai tekstur yang kasar, mudah untuk diolah, mudah untuk merembeskan air dan disebut sebagai tanah ringan. Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi derajat kerut pada tanah adalah Berat ringannya tanah akan menentukan derajat kerut tanah. Semakin tinggi kandungan liat, semakin besar derajat kerut tanah. Selain itu, bahan organik tanah berpengaruh sebaliknya. Semakin tinggi kandungan bahan organik tanah, maka derajat kerut tanah semakin kecil.







V. PENUTUP
A.Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan dan persobaan  dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa suatu tanah semakin tinggi kandungan liatnya, maka semakin besar derajat kerut tanah. Selain itu, bahan orgaik tanah berpengaruh sebaliknya. Semakin tinggi kandungan bahan organik tanah, maka derajat kerut tanah semakin kecil.








B. Saran
            Praktikum ini membutuhkan kerajinan kalau tidak rajin maka hasilnya tidak sempurna.

















































DAFTAR PUSTAKA
Foth, Henry. 1988. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Hakim, Nurhajati dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. UNILA : Lampung.
Hardjowigeno, Sarwono.2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo : Jakarta.
Poerwowidodo. 1991. Genesa Tanah, Proses Genesa dan Morfologi. Fahutan : Institut Pertanian Bogor.
Sarief, Saifuddin.1986. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana : Bandung.


Wednesday 5 December 2012

Laporan praktikum fotosintesis dan respirasi

LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI
ACARA IV
FOTOSINTESIS DAN RESPIRASI 


                               Nama             :  Rifki Pringadi
                               Nim                 :  A0B012022

                               Rombongan  :  Psl 2




KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PERENCANAAN SUMBERDAYA LAHAN
2012




I.PENDAHULUAN
A.   Latar belakang

Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya, dan sintesis yang berarti menyusun. Jadi fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu penyusunan senyawa kimia kompleks yang memerlukan energi cahaya. Sumber energi cahaya alami adalah matahari. Proses ini dapat berlangsung karena adanya suatu pigmen tertentu dengan bahan co2 dan h2o. Cahaya matahari terdiri atas beberapa spektrum, masing-masing spektrum mempunyai panjang gelombang berbeda, sehingga pengaruhnya terhadap proses fotosintesis juga berbeda (salisbury, 1995). 

            fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan energi dan cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Halnya mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar dan membran dalam. Membran dalam mengelilingi suatu stroma yang mengandung enzim-enzim tang larut dalam struktur membran yang disebut tilakoid. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (h2o), konsentrasi co2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya.seperti
            respirasi adalah suatu proses pengambilan oksigen untuk memecah senyawa organic menjadi karbondioksida, air dan energi. Respirasi ini akan menghasilkan energi kimia untuk kegiatan kehidupan seperti bergerak dan pertumbuhan. Respirasi pada hakikatnya adalah reaksi reduksi, dimana senyawa organic dioksidasi menjadi karbondioksida dan oksigen yang diserap mengalami reduksi menjadi air.
Respirasi dapat digolongkan menjadi dua jenis berdasarkan ketersediaan oksigen di udara yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob. Respirasi aerob merupakan proses respirasi yang membutuhkan oksigen, sebaliknya reaksi anaerob merupakan proses respirasi yang berlangsung tanpa membutuhkan oksigen. Reaksi anaerob disebut juga fermentasi.



















II.TINJAUAN PUSTAKA
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya, dan sintesis yang berarti menyusun.jadi fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu penyusunan senyawa kimia kompleks yang memerlukan energi cahaya. Sumber energi cahaya alami adalah matahari. Proses ini dapat berlangsung karena adanya suatu pigmen tertentu dengan bahan co2 dan h2o. Cahaya matahari terdiri atas beberapa spektrum, masing-masing spektrum mempunyai panjang gelombang berbeda, sehingga pengaruhnya terhadap proses fotosintesis juga berbeda (salisbury, 1995).


            Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan energi dan cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Seperti halnya mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar dan membran dalam. Membran dalam mengelilingi suatu stroma yang mengandung enzim-enzim tang larut dalam struktur membran yang disebut tilakoid. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (h2o), konsentrasi co2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya. Tetapi yang menjadi faktor utama fotosintesis agar dapat berlangsung adalah cahaya, air, dan karbondioksida (kimball, 1992).
Berbeda dengan organisme heterotrof, organisme autotrof menggunakan energi yang berasal dari oksidasi dan zat-zat organik tertentu. Organisme yang demikian disebut kemoautotrof, karena menggunakan zat – zat kimiawi dalam memproduksi senyawa organik dari senyawa non-organik. Sedangkan peristiwa fotosintesis sendiri dilakukan oleh organisme autotrof yang seringkali disebut dengan organisme fotoautotrof, karena dalam proses pembentukan senyawa organiknya menggunakan energi yang berasal dari cahaya matahari(kimball, 1992).
Fotosintesis sering didefinisikan sebagai suatu proses pembentukan karbohidrat dan karbondioksida serta air yang dilakukan sel-sel yang berklorofil dengan adanya cahaya matahari yang disebabkan oleh oksigen (o2). Ada juga yang mengartikan fotosintesis dengan suatu peristiwa pengolahan atau pemasakan makanan yang terjadi pada daun dengan bantuan cahaya matahari(kimball, 1992).
Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang tak henti-hentinya. Sumber energi ini tersimpan dalam molekul-molekul organik seperti karbohidrat. Organisme heterotrofik, seperti ragi dan kita sendiri, hidup dan tumbuh dengan memasukan molekul-molekul organik ke dalam sel-selnya (kimball, 1992).
            untuk mengetahui ada atau tidaknya amilum yang terdapat dalam proses fotosintesis dapat dilakukan dengan berbagai percobaan, diantaranya dengan memberi perlakuan variasi cahaya matahari yang berbeda pada daun tumbuhan dan mengujinya dengan larutan jkj untuk memperoleh hasil dan data yang bervariasi antara daun tumbuhan sampel (ellis, 1986).
            yang dimaksud dengan respirasi adalah proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan energi. Respirasi dilakukan oleh semua penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan maupun sel hewan dan manusia. Respirasi dilakukan baik siang maupun malam (syamsuri, 1980).
            sebagaimana kita ketahui dalam semua aktivitas makhluk hidup memerlukan energi, tumbuhan juga. Respirasi terjadi pada seluruh bagian tubuh tumbuhan, pada tumbuhan tingkat tinggi respirasi terjadi baik pada akar, batang maupun daun dan secara kimia pada respirasi aerobik pada karbohidrat (glukosa) adalah kebalikan fotosintesis. Pada respirasi pembakaran glukosa oleh oksigen kan menghasilkan energi. Karena semua bagian tumbuhan tersusun atas jaringan dan jaringan tersusun atas sel, maka respirasi terjadi pada sel (jasin, 1989).
            kandungan katalis disebut juga enzim, sangat penting untuk siklus reaksi respirasi (sebaik-baiknya proses respirasi ). Beberapa reaksi kimia membolehkan mencampur dengn fungsi dari enzim memperbat enzim atau dengan mengkombinasi dengan sisi aktifnya. Penggunaan ini akan dapat dilihat hasilnya pada inhibitor dari aktivitas enzim (lovelles, 1997).
            sistem pernapasan adalah pertukaran gas o2 dan co2 dalam tubuh organisme dan bertujuan mendapatkan energi. Alat respirasi pada berbagai hewan berbeda-beda. Pada hewan tingkat rendah o2 langsung berdifusi melalui permukaan tubuh, pada serangga adalah trakea, kalajengking dengan paru-paru buku, ikan dengan insang, katak dengan paru-paru, kulit dan rongga mulut, reptile dengan paru-paru, dll (panduan primagama).
Respirasi juga terjadi pada manusia yang disebut dengan pernapasan. Proses menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Respirasi pada manusia bisa memiliki gangguan seperti penyakit infeksi saluran pernapasan akut atau yang disebut juga (ispa), hal ini merupakan salah satu masalah kesehatan di indonesia karena masih tingginya angka kejadian ispa terutama pada anak balita. Untuk mencegahnya bisa digunakan sanitasi rumah, yaitu usaha kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada pengawasan terhadap struktur fisik, dimana orang menggunakan sebagai tempat berlindung yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Sarana tersebut antara lain ventilasi, suhu, kelembapan, padatan hunian, penerangan alami, kontruksi bangunan, sarana pembuangan sampah, sarana pembuangan kotoran manusia dan penyediaan air bersih ( nindya, sulistyorini, 2005).



III.METODE PRAKTIKUM
A.    Alat
1.    Gelas ukur
2.    Tabung reaksi
3.    Stop watch
4.    Corong
5.    Gunting
6.    Meteran
7.    Balon lampu (60 watt dan 100 watt)
8.    Pipet ukur
B.     Bahan
1.    Daun hidrila
2.    Biji kacang hijau/kecambah
3.    Lilin
4.    Korek api
5.    Aluminium foil
6.    Lux meter
C.     Cara kerja










IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Pembahasan
Fotosintesis merupakan proses biokimia menggunakan air, zat hara, dan karbondioksida dan bantuan sinar matahari serta enzim-enzim untuk pembuatan makanan karbohidrat . Proses fotosintesis biasa dilakukan oleh tumbuhan yang mengandung zat hijau daun (klorofil), alga dan beberapa jenis bakteri.
            fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan energi dan cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Seperti halnya mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar dan membran dalam. Membran dalam mengelilingi suatu stroma yang mengandung enzim-enzim tang larut dalam struktur membran yang disebut tilakoid. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (h2o), konsentrasi co2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya.
Selain mengalami fotosintesis tumbuhan juga mengalami respirasi. Respirasi pada tumbuhan disebut fotorespirasi. Pada tumbuhan tinggi, senyawa karbohidrat merupakan senyawa respirasi utama. Respirasi tumbuhan pada hakikatnya adalah kebalikan dari fotosintesis.
Secara umum respirasi pada tumbuhan dapat ditulis sebagai berikut :

ch+ 6co2+ ho+ energi

            proses respirasi diawali dengan adanya penangkapan oksigen dari lingkungan. Oksigen yang digunakan dalam respirasi masuk ke dalam setiap sel tumbuhan dengan difusi melalui ruang antar sel, dinding sel, sitoplasma dan membrane sel. Oksigen yang digunakan dalam respirasi melalui beberapa tahap :

A. Glikolisis
yaitu pengubahan glukosa menjadi molekul asam piravat.

B. Daur krebs
merupakan pembingkaran asam piravat secara aerob menjadi karondioksida dan air serta energi kimia.

C. Rantai transportasi elektron respiratori
dari siklus krebs dilanjutkan dengan oksidasi akan terbentuk air sebagai hasil sampingan respirasi. Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh melalui stomata.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis tumbuhan hijau


            cahaya merupakan sumber energi untuk fotosintesis. Intensitas cahaya yang tinggi akan membuat kegiatan fotosintesis menjadi efektif.
Tahap pertumbuhanpada saat masih kecambah, tumbuhan lebih rajin fotosintesis daripada yang sudah besar karena yang sedang tumbuh butuh banyak energi untuk tumbuh membesar.
Pigmen penyerapan cahaya klorofil merupakan pigmen penyerapan cahaya. Untuk membuat klorofil, diperlukan ion magnesium yg diserap dari tanah
            suhu / temperatur mempengaruhi enzim untuk fotosintesis. Jika suhu naik 10'c, kerja enzim meningkat 2x lipat. (tapi hanya pada suhu tertentu, jika suhu terlalu tinggi, justru bisa merusak).
Kadar hasil fotosintesis (fotosintat) apabila kadar hasil bentukan fotosintesis sedikit maka tumbuhan akan terangsang untuk melakukan fotosintesis lebih giat daripada ketika kadar fotosintat yang banyak.
Ketersediaan co2 dan air (h2o). Jika kekurangan air, stomata menutup sehingga menghalangi masuknya co2. Semakin banyak gas karbon dioksida maka proses fotosintesis akan menjadi semakin baik.jika faktor-faktor tersebut jumlahnya tak memadai atau tidak ada, maka proses fotosintesis akan terganggu.

            faktor-faktor yang mempengaruhi laju respirasi adalah faktor internal dan  eksternal.

            Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tumbuhan , 
meliputi tingkat perkembangan organ, komposisi kimia jaringan, 
ukuran produk, pelapisan alami, dan jenis jaringan).
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari lingkungan sekeliling tumbujan, meliputi suhu, etilen, ketersediaan oksigen, karbon dioksida, dan luka pada bahan
            dalam hal inipenambahan larutan nahco3 dimaksudkan untuk menambah kandungan co2 yang terdapatdalam air, dengan persamaan reaksi sebagai berikut : 
                               nahco3 + h2o naoh+ co2 + h2o
            perbandingan banyak gelembung gas yang timbul. Percobaanyang ditambah larutan nahco3 ternyata dapat mempercepat laju fotosintesis. Fungsi larutan nahco3 disini sebagai katalis dalam reaksi fotosintesis.
            nahco3 dapat membantu laju reaksi fotosintesis tanaman. Penambahan nahco3 memperbanyak gelembungnya karena ketika nahco3 berikatan dengan h2o menghasilkan co:

            co2 dibutuhkan dalam reaksi fotosintesis sebagai bahan utama , yang reaksinya :
6co2 + 6h2o + sinar matahari dan klorofil ----> 6c6h12o6 + 6o2
Pada bejanana d yang dikondisikan sama seperti bejana b dan selang beberapa detik muncul gelembung, dan ketika keluar gelembung ditambahkan es batu pada bejana dan terjadi perubahan selang berapa detik gelembung- gelembung tersebut menghilang,es batu merupan katalisis yang dapat memperlambat laju reaksi, dalam hal ini laju fotosintesis ketika ditambahkan es batu kedalam bejana maka suhu berubah dan semakin dingin, sehingga enzim yang membantu fotosintesis tidak dapat bekerja maksimum dan dapat menghentikan proses fotosintesis.
            Pada praktikum ini kita telah mengamati proses respirasi pada kecambah kacang hijau. Alasan mengapa bahan yang digunakan adalah kecambah kacang hijau, karena tumbuhan ini merupakan suatu organisme yang walaupun ia masih belum berkembang dengan sempurna tetapi sudah bisa melakukan pernapasan, hal ini terbukti dari hasil percobaan yang telah diamati dimana kecambah kacang hijau sebagai bahan percobaan mampu melakukan respirasi.
            Kecambah melakukan pernapasan untuk mendapatkan energi yang dilakukan dengan melibatkan gas oksigen (o2) sebagai bahan yang diserap/diperlukan dan menghasilkan gas karbondioksida (co2), air (h2o) dan sejumlah energi.


















V. penutup
A.Kesimpulan          
            berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 
1. Fotosintesis adalah suatu proses metabolisme dalam tanaman untuk membentuk karbohidratdengan memakai karbondioksida (CO2) dari udara dan air (H2O) dari dalam tanah denganbantuan cahaya matahari dan klorofil. 
2. Gelembung-gelembung yang timbul dari percobaan menunjukkan dalam fotosintesisdihasilkan oksigen. 
3. Intensitas cahaya matahari dan karbondioksida ikut mempengaruhi pembentukan oksigen padaproses ini.



B. Saran
Percobaan seperti ini memerlukan pengamatan yang harus benar-benar diperhatikan, terlebih lagi saat memperhatikan gelembung udara yang dihasilkan dari proses fotosintesis.agar proses pembuktian adanya karbohidrat pada daun yang melakukan fotosintesis








Daftar pustaka
Dwidjoseputro. 1986. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Kimball, j.w. 2002. Fisiologi tumbuhan. Erlangga. Jakarta.
Krisdianto, dan kawan-kawan. 2005. Penuntun praktikum biologi umum. Fmipauniversitas lambung mangkurat.banjarbaru.
Lovelles. A. R. 1997. Prinsip-prinsip biologi tumbuhan untuk daerah tropik. Pt gramedia. Jakarta.
Simbolon, hubu dkk. 1989. Biologi jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Syamsuri. I. 2000. Biologi. Erlangga. Jakarta
Ellis, nihayati. 1986. Anatomi tumbuhan. Rajawali press, jakarta.
Kimball, john. W. 1992. Biologi umum. Erlangga, jakarta.
Salisbury, f. B dan ross, c. W. 1995. Fisiologi tumbuhan jilid i. Itb, bandung.