Monday 10 December 2012
praktikum pembelahan sel
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Didalam
kehidupan, diawali dengan munculnya organisme uniseluler yang selanjutnya
menghasilkan organisme multiseluler. Peristiwa demikian dokenal pada teori
evolusi. Mekanisme tertentu telah ditempuh hingga menghasilkan organisme
multiseluler sampai dalam wujud seperti sekarang ini. Salah satu mekanisme yang
ditempuh adalah melalui proses reproduksi sel.
Sebagai
unit fungsional, sel memiliki kemampuan memperbanyak diri atau dikenal dengan
istilah reproduksi. Reproduksi sel berlangsung melalui pembelahan.
Pembelahan sel yang terjadi pada organisme eukariotik meliputi pembagian
inti sel (kariokinesis) dan pembagian sitoplasma (sitokinesis) melalui tahapan
seperti pada mitosis maupun meiosis. Tahapan pembelahan didasarkan pada
perubahan letak (tingkah laku) kromosom selama berlangsungnya proses
pembelahan. Pembelahan sel di diawali dengan adanya aktivitas
pembelahan kromosom dalam beberapa tahap pembelahan. Pada setiap tahap
pembelahan mempunyai ciri-ciri tertentu yang dapat diamati proses-prosesnya
melalui teknik atau perlakuan tertentu yang diberikan pada kromosom tersebut.
Adapun pembelahan sel dibedakan menjadi dua macam, yaitu mitosis dan meiosis
(Pratiwi, 2003).
Pembelahan
meiosis terjadi pada sel-sel germinal (gamet) dengan hasil akhir empat buah sel
anak yang bersifat haploid dengan komposisi genotip yang mungkin berbeda dengan
sel induknya Mitosis adalah peristiwa pembelahan sel yang terjadi pada sel-sel
somatis (sangat aktif pada jaringan meristem) yang menghasilkan dua sel anak
yang memiliki genotip sama dan identik dengan sel induknya.
1.2
Tujuan
- Dapat menjelaska pembelahan sel secara
mitosis
- Mengenal ciri-ciri setiap tahap mitosis
- Menjelaskan perbedaan mitosis dan meiosis.
1.3 Manfaat
- Dapat menjelaskan proses pembelahan sel
- Mengetahui tahapan-tahapan pembelahan sel secara mitosis
- Mengetahui perbedaan antara pembelahan mitosis dan meiosis
- Mengenal ciri-ciri setiap tahap mitosis
- Menjelaskan perbedaan mitosis dan meiosis.
1.3 Manfaat
- Dapat menjelaskan proses pembelahan sel
- Mengetahui tahapan-tahapan pembelahan sel secara mitosis
- Mengetahui perbedaan antara pembelahan mitosis dan meiosis
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Pada
dasarnya, pembelahan sel dibedakan menjadi 2 macam, yaitu pembelahan sel secara
langsung dan secara tak langsung. Pembelahan sel secara langsung jika proses
pembelahan tidak didahului dengan pembentukan gelondong pembelahan dan
penampakan kromosom. Adapun pembelahan sel secara tak langsung jika proses
pembelahan didahului dengan pembentukan gelondong pembelahan dan penampakan
kromosom. Pembelahan sel secara langsung disebut amitosis, sedangkan pembelahan
secara tidak langsung meliputi pembelahan mitosis dan pembelahan meiosis.
Pembelahan
amitosis terjadi pada bakteri, Protozoa, dan ganggang bersel satu. Proses
pembelahan ini tidak melalui tahapan-tahapan pembelahan. Satu sel induk akan
membelah secara langsung menjadi dua, dua menjadi empat, empat menjadi delapan,
dan seterusnya hingga sel tersebut bertambah banyak. Proses pembelahan langsung
didahului oleh pembelahan inti menjadi dua, diikuti oleh pembelahan sitoplasma
dan akhirnya sel terbagi menjadi dua sel anak.
Proses
pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua sel identik yang
dihasilkan oleh pembelahan sel disebut Mitosis. Mitosis umumnya diikuti
sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membrane sel. Proses ini menghasilkan
dua sel anakan yang identik, yang memiliki distribusi organel dan komponen sel
yang nyaris sama. Mitosis dan sitokinesis merupakan fase mitosis (fase M) pada
siklus sel, dimana sel awal terbagi menjadi dua sel anakan yang memiliki
genetic yang sama dengan sel awal (Syamsuri, 2005).
Fungsi
utama dari siklus sel adalah menduplikat sejumlah DNA di dalam kromosom dengan
tepat, kemudian membelah menjadi dua sel anak yang identik. Proses ini
merupakan dua fase utama dari siklus sel. Proses duplikasi DNA terjadi pada
fase S (S=sintesis), yang menghabiskan 10-12 jam dan merupakan separuh
waktu siklus sel pada tipe sel mamalia. Setelah fase S, terjadi pemisahan
kromosom dan pembelahan sel pada fase M (M=Mitotik), yang membutuhkan waktu
lebih sedikit ( kurang dari satu jam pada sel mamalia). Mitosis terjadi pada
fase M yang dimulai dengan kromosom yang terkondensasi. Fase
mitotik merupakan tempat terjadinya mitosis. Kondensasi kromosom dan pembatasan
kromosom replikan terjadi dalam mitosis (Alberts, 2002).
Mitosis
merupakan periode pembelahan sel yang berlangsung pada jaringan titik tumbuh
(meristem), seperti pada ujung akar atau pucuk tanaman. Proses mitosis terjadi
dalam empat fase yaitu profase,metaphase, anaphase dan telofase. Fase mitosis
tersebut terjadi pada sel tumbuhan maupun hewan. Terdapat perbedaan mendasar
antara mitosis pada hewan dan tumbuhan. Pada hewan terbentuk aster dan terbentuknya
alur di ekuator pada membran sel pada saat telofase sehingga kedua sel anak
menjadi terpisah (Pratiwi, 2003).
Mitosis
adalah pembelahan sel yang terjadi secara tidak langsung (Setjo, 2004). Hal ini
dikarenakan pada pembelahan sel secara mitosis terdapat adanya tahapan-tahapan
tertentu. Tahapan-tahapan (fase-fase) yang terdapat pada pembelahan mitosis ini
meliputi: profase, metafase, anafase, dan telofase.
Proses
mitosis ini terjadi bersama dengan pembelahan sitoplasma dan bahan-bahan di
luar inti sel. Pada mitosis setiap induk yang diploid (2n) akan menghasilkan
dua buah sel anakan yang masing-masing tetap diploid serta memiliki sifat
keturunan yang sama dengan sel induknya.
Urutan
terjadinya mitosis adalah sebagai berikut:
1.
Profase
Proses
terjadinya fase profase ditandai dengan hilangnya nukleus dan diganti dengan
mulai tampaknya pilinan-pilinan kromosom yang terlihat tebal.
2.
Metafase
Ciri
utama fase ini adalah terbentuknya gelendong pembelahan, gelendong pembelahan
ini dibentuk oleh mikrotubula. Gelendong ini membentuk kutub-kutub pembelahan
tempat sentromer mikrotubula bertumpu.
3.
Anafase
Pada
fase ini kromosom yang mengumpul di tengah sel terpisah dan mengumpul pada
masing-masing kutub, sehingga telihat ada dua kumpulan kromosom.
4.
Telofase
Telofase
adalah fase finising (penutup), dalam telofase ada dua tahap yaitu telofase
awal dan telofase akhir. Pada telofase awal terlihat mulai ada sekat yang
memisahkan antara sel-sel anak. Sedang pada telofase akhir terlihat sel-sel
anak sudah benar-benar terpisah.
Pembelahan
mitosis menghasilkan sel anakan yang jumlah kromosomnya sama dengan jumlah
kromosom sel induknya, pembelahan mitosis terjadi pada sel somatik (sel
penyusun tubuh). Sel-sel tersebut juga memiliki kemampuan yang berbeda-beda
dalam melakukan pembelahannya, ada sel-sel yang mampu melakukan pembelahan
secara cepat, ada yang lambat, dan ada juga yang tidak mengalami pembelahan
sama sekali setelah melewati masa pertumbuhan tertentu, misalnya sel-sel
germanitikum kulit mampu melakukan pembelahan yang sangat cepat untuk
menggantikan sel-sel kulit yang rusak atau mati. Akan tetapi sel-sel yang ada
pada organ hati melakukan pembelahan dalam waktu tahunan, atau sel-sel saraf
pada jaringan saraf yang sama sekali tidak mampu melakukan pembelahan setelah
usia tertentu. Sementara itu beberapa jenis bakteri mampu melakukan pembelahan
hanya dalam hitungan jam, sehingga hanya dalam waktu berapa jam saja dapat
dihasilkan ribuan, bahkan jutan sel bakteri. Sama dengan bakteri, protozoa
bersel tunggal mampu melakukan pembelahan hanya dalam waktu singkat, misalkan
amoeba, paramecium, didinium dan euglena (Budiarti, 2007).
Mitosis
dan sitokinesis adalah komponen pembelahan sel yang secara keseluruhan disebut
reproduksi sel. Dalam mitosis, semua sifat yang terkandung di dalam inti sel
secara terekam lengkap pada sel baru. Mitosis terjadi secara aktif pada
jaringan meristem yang sedang tumbuh pesat, seperti ujung akar, pucuk, dan
tunas. Kecepatan pembelahan sel pada setiap organ-organ berbeda-beda.Tujuan
pembelahan mitosis adalah mewariskan semua sifat induk kepada kedua sel anaknya
dan berperan penting dalam proses-proses biologis, seperti pertumbuhan,
penggantian sel-sel yang rusak, dan perbaikan jaringan (Suryati, 2008).
Pembelahan
mitosis yaitu pembelahan reduksi karena meliputi dua proses pembelahan
berurutan, yaitu kanokinesis dan sitokinesis. Asetocarmine berfungsi untuk
memperjelas inti sel dan mengetahui letak inti sel. Jadi kromosom hanya akan
terlihat jelas apabila membelah maka dari itu dengan menggunakan asetocarmine
untuk memperjelas kromosom. Setiap kromosom akan tampak seperti dua kumpulan
benang yang disebut kromatid, dan dihubungkan dengan kromatid.
Pembelahan
sel secara mitosis maupun meiosis melibatkan kromatin, kromatid, sister
chromatid, kromosom, kromosom homolog, kinetokor, telomer dan sentrosom
(Alberts, 2002).
Kromatin adalah gabungan antara rantai DNA,
protein histon dan protein nonhiston, kromatin dapat ditemukan di nukleus sel
eukariot.
Kromatid merupakan duplikat dari
kromosom yang terbentuk dari peristiwa replikasi DNA yang tetap
bersatu dengan duplikat lain pada sentromer.
Sister chromatid adalah dua kromatid yang
bersifat identik dimana merupakan hasil proses duplikasi.
Kromosom adalah suatu struktur yang tersusun
atas rantai panjang DNA dan tergabung dengan protein. Kromosom membawa bagian
dari informasi genetik suatu organisme.
Kromosom homolog adalah kromosom yang
membentuk pasangan dengan struktur, ukuran, bentuk, posisi sentromer dan pola
pewarnaan yang sama (Campbell, 1987).
Kinetokor adalah protein yang terletak pada
sentromer di tiap-tiap kromosom.
Telomer adalah ujung dari kromosom eukariot,
telomer berasal dari bahasa yunani yaitu Telos yang berarti ujung.
Telomer berhubungan dengan rantai karakteristik DNA.
Sentorosom terletak ditengah organel dari sel
hewan (sentriol pada sel tumbuhan) yang menjadi pusat pengatur
mikrotubulus dan bertindak sebagai kutub dari benang-benang spindel selama
proses pembelahan sel.
Mitosis
pada tumbuhan terjadi selama mulai dari 30 menit sampai beberapa jam dan
merupakan bagian dari suatu proses yang berputar dan terus-menerus. Pada
praktikum kali ini digunakan akar bawang merah (Allium cepa) karena jaringan
akar bawang merah (Allium cepa) merupakan jaringan yang mudah ditelaah untuk
pengamatan mitosis (Sugiri, 1992).
Benang-benang
yang terdapat dalam preparat awetan dan preparat awetan dan preparat buatan
yang terdapat dalam inti sel akan membentuk kromosom benang-benang spindle pada
sentromen yang terikat dan setiap kromosom akan terlihat tampak jelas dan dapat
diamati hanya dengan menggunakan mikroskop.
Pembelahan
mitosis menghasilkan sel anakan yang jumlah kromosomnya sama dengan jumlah
kromosom sel induknya, pembelahan mitosis terjadi pada sel somatic (sel
penyusun tubuh). Sel-sel tersebut juga memiliki kemampuan yang berbeda-beda
dalam melakukan pembelahannya, ada sel-sel yang mampu melakukan pembelahan
secara cepat, ada yang lambat, dan ada juga yang tidak mengalami pembelahan
sama sekali setelah melewati masa pertumbuhan tertentu, misalnya sel-sel
germanitikum kulit mampu melakukan pembelahan yang sangat cepat untuk
menggantikan sel-sel kulit yang rusak atau mati, akan tetapi sel-sel yang ada
pada organ hati melakukan pembelahan dalam waktu tahunan, atau sel-sel saraf
pada jaringan saraf yang sama sekali tidak mampu melakukan pembelahan setelah
usia tertentu. Sementara itu beberapa jenis bakteri mampu melakukan pembelahan
hanya dalam hitungan jam, sehingga hanya dalam waktu beberapa jam saja dapat
dihasilkan ribuan, bahkan jutaan sel bakteri. Sama dengan bakteri, protozoa
bersel tunggal mampu melakukan pembelahan hanya dalam waktu singkat, misalkan
amoeba, paramecium, didinium dan euglena (Budiarti, 2007).
B. Pembahasan
Pembelahan
mitosis merupakan proses pembelahan inti sel menjadi dua inti sel baru, melalui
tahapan dan proses tertentu menghasilkan dua jenis sel anak yang jumlah
kromosomnya sama dengan induknya. Pembelahan sel secara mitosis melalui
beberapa fase, diantaranya fase Interfase, Profase, Metafase, Anafase, dan yang
terakhir Telofase.
a.
Interfase
yaitu
periode saat sel tidak sedang melakukan aktifitas pembelahan. Selama Interfase,
aktivitas metabolisme sangat tinggi, kromosom dan organel mengalami duplikasi
(penggandaan) dan ukuran sel dapat meningkat. Interfase meliputi sekitar 90 %
dari keseluruhan waktu setiap siklus sel. Untuk satu sel membutuhkan waktu ᄆ 24 jam untuk satu kali proses
pembelahan, G1 (Gap 1) selama 11 jam, S (Sintesis DNA) selama 8 jam, G2 (Gap 2)
selama 4 jam dan M (Mitotik) selama 1 jam. Selama ketiga sub-fase ini yaitu G1,
S, dan G2, sel mengalami pertumbuhan dengan menghasilkan organel dan
protein-protein di dalam sitoplasma. Kromosom direplikasi hanya pada sub-fase
S. Dengan demikian, suatu sel tumbuh (G1), terus tumbuh saat sel tersebut sudah
menyalin kromosomnya (S), dan tumbuh lagi sampai sel tersebut menyelesaikan
persiapannya untuk melakukan pembelahan (G2) yang ditandai dengan kromosom
berkondensasi, dua pasang sentromer terbentuk, dan nukleolus mulai menghilang,
kemudian dilanjutkan dengan fase M. . Profase
b.
Profase
Proses
terjadinya fase profase ditandai dengan hilangnya nucleus dan diganti dengan
mulai tampaknya pilinan-pilinan kromosom yang terlihat tebal.
c.
Metafase
Ciri
utama fase ini adalah terbentuknya gelendong pembelahan, gelendong pembelahan
ini dibentuk oleh mikrotubula. Gelendong ini membentuk kutub-kutb pembelahan
tempat sentromer mikrotubula bertumpu.
d.
Anafase
Pada
fase ini kromosom yang mengumpul di tengah sel terpisah dan mengumpul pada
masing-masing kutub, sehingga telihat ada dua kumpulan kromosom.
e.
Telofase
Telofase
adalah fase finising, dalam telofase ada dua tahap yaitu telofase awal dan
telofase akhir. Pada telofase awal terlihat mulai ada sekat yang memisahkan antara
sel-sel anak. Sedang pada telofase akhir terlihat sel-sel anak sudah
benar-benar terpisah.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
- Mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi secara tidak langsung. Pembelahan yang terjadi pada sel somatik ini, memiliki tahapan-tahapan tertentu. Tahapan-tahapan (fase-fase) yang terdapat pada pembelahan mitosis ini meliputi: profase, metafase, anafase, dan telofase.
- ciri-ciri yang dapat dideteksi pada masing-masing fase yang ditemukan antara lain:
a. Profase
Proses terjadinya fase profase ditandai dengan hilangnya nucleus dan diganti dengan mulai tampaknya pilinan-pilinan kromosom yang terlihat tebal.
b. Metafase
Ciri utama fase ini adalah terbentuknya gelendong pembelahan.
c.. Anafase
Telihat adal dua kumpulan kromosom.
d. Telofase
Telofase awal terlihat mulai ada sekat yang memisahkan antara sel-sel anak. Sedang pada telofase akhir terlihat sel-sel anak sudah benar-benar terpisah.
- Tempat terjadinya mitosis pada sel somatik sedangkan meiosis pada sel kelamin. Tujuan mitosis untuk mengganti sel-sel yang rusak sedangkan pada meiosis untuk membentuk sel kelamin. Pembelahan mitosis hanya terjadi satu kali pembelahan saja sedangkan pada meiosis terjadi dua kali pembelahan. Mitosis menghasilkan dua sel anak yang identik sedangkan pada meiosis menghasilkan 4 sel anak yang berbeda dan sel anak mitosis bersifat diploid (2n) sedangkan pada meiosis bersifat haploid (n).
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
- Mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi secara tidak langsung. Pembelahan yang terjadi pada sel somatik ini, memiliki tahapan-tahapan tertentu. Tahapan-tahapan (fase-fase) yang terdapat pada pembelahan mitosis ini meliputi: profase, metafase, anafase, dan telofase.
- ciri-ciri yang dapat dideteksi pada masing-masing fase yang ditemukan antara lain:
a. Profase
Proses terjadinya fase profase ditandai dengan hilangnya nucleus dan diganti dengan mulai tampaknya pilinan-pilinan kromosom yang terlihat tebal.
b. Metafase
Ciri utama fase ini adalah terbentuknya gelendong pembelahan.
c.. Anafase
Telihat adal dua kumpulan kromosom.
d. Telofase
Telofase awal terlihat mulai ada sekat yang memisahkan antara sel-sel anak. Sedang pada telofase akhir terlihat sel-sel anak sudah benar-benar terpisah.
- Tempat terjadinya mitosis pada sel somatik sedangkan meiosis pada sel kelamin. Tujuan mitosis untuk mengganti sel-sel yang rusak sedangkan pada meiosis untuk membentuk sel kelamin. Pembelahan mitosis hanya terjadi satu kali pembelahan saja sedangkan pada meiosis terjadi dua kali pembelahan. Mitosis menghasilkan dua sel anak yang identik sedangkan pada meiosis menghasilkan 4 sel anak yang berbeda dan sel anak mitosis bersifat diploid (2n) sedangkan pada meiosis bersifat haploid (n).
B. Saran
Pada praktikum selanjutnya ada baiknya jika menambahkan bahan seperti lengkuas (Alpinia galanga, Linn), agar praktikan lebih dapat memahami tentang materi pembelahan pada sel tumbuhan.
Pada praktikum selanjutnya ada baiknya jika menambahkan bahan seperti lengkuas (Alpinia galanga, Linn), agar praktikan lebih dapat memahami tentang materi pembelahan pada sel tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2004. The Cell Cycle & Mitosis Tutorial. (Online). http://www.biology. arizona.edu/cell_bio/tutorials/cell_cycle/cells3.html, diakses tanggal 8 Desember 2011.
Margono, H. 1973. Pengaruh Colchicine terhadap pertumbuhan Memanjang Akar Bawang Merah (Alium cepa). Skripsi tidak diterbitkan. Malang: IKIP.
Pratiwi, D.A. 2004. Penuntun Biologi. Jakarta: Erlangga
Setjo, S. 2004. Anatomi Tumbuihan. Malang: JICA.
Suryo. 2001. Genetika. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Anonim. 2004. The Cell Cycle & Mitosis Tutorial. (Online). http://www.biology. arizona.edu/cell_bio/tutorials/cell_cycle/cells3.html, diakses tanggal 8 Desember 2011.
Margono, H. 1973. Pengaruh Colchicine terhadap pertumbuhan Memanjang Akar Bawang Merah (Alium cepa). Skripsi tidak diterbitkan. Malang: IKIP.
Pratiwi, D.A. 2004. Penuntun Biologi. Jakarta: Erlangga
Setjo, S. 2004. Anatomi Tumbuihan. Malang: JICA.
Suryo. 2001. Genetika. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
laporan derajat kerut tanah
DASAR-DASAR ILMU TANAH
ACARA III
(DERAJAT KERUT TANAH)
Nama : Rifki Pringadi
Nim : A0B012022
Prodi : D3 – PSL
KEMENTRIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
PERTANIAN
PERENCAAN
SUMBERDAYA LAHAN
PURWOKERTO
2012
I.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara fisik tanah mineral
merupakan campuran dari bahan anorganik, bahan organik, udara dan air. Masing - masing fraksi mempunyai ukuran dan sifat yang berbeda beda. Bahan
anorganik secara garis besar dibagi atas golongan fraksi tanah yaitu :
1. Pasir (0,05 mm – 2,00 mm) yaitu Tidak plastis dan tidak liat, daya menahan
air rendah, ukuran yang besar menyebabkan ruang pori makro lebih banyak,
perkolasi cepat, sehingga aerasi dan drainase tanah pasir relative baik.
Partikel pasir ini berbentuk bulat dan tidak lekat satu sama lain.
2. Debu (0,002 mm – 0,005 mm) yaituMerupakn pasir mikro. Tanah keringnya
menggumpal tetapi mudah pecah jika basah, empuk dan menepung. Fraksi debu
mempunyai sedikit sifat plastis dan kohesi yang cukup baik.
3. Liat (<0,002 mm) yaituBerbentuk lempeng, punya sifat lekat yang tinggi
sehingga bila dibasahi amat lengket dan sangat plastis, sifat mengmbang dan
mengkerut yang besar.
Tanah mempunyai sifat yang
mudah dipengaruhi oleh iklim, serta jasad hidup yang bertindak terhadap bahan
induk dalam jangka waktu tertentu. Tanah dalam pertanian mempunyai peranan sebagai media tumbuh tanaman
dalam hal tempat akar memenuhi cadangan makanan, cadangan nutrisi (hara) baik
yang berupa ion-ion organik maupun anorganik.
Berat ringannya tanah akan
menentukan besarnya derajat kerut tanah. Semakin tinggi kandungan liat, semakin
besar derajat kerut tanah.Selain itu bahan organik tanah, bahan organik tanah
berpengaruh sebaliknya. Semakin tinggi kandungan bahan organik tanah maka
derajat kerut tanah makin kecil.
Secara fisik tanah
mineral merupakan campuran dari bahan anorganik, bahan organik, udara dan air.
Bahan anorganik secara garis besar terdiri dari golongan fraksi tanah yaitu
pasir, debu dan liat. Tanah yang mengandung pasir sifatnya sukar diolah
sedangkan semakin berat tanahnya (liat tinggi) semakin besar derajat kerutnya.
Mengetahui derajat kerut suatu jenis tanah akan mempermudah untuk mengetahui
kandungan bahan organic dalam tanah tersebut
B. Tujuan
Mengetahui besarnya derajat
kerut tanah dari beberapa jenis tanah dan membandingkan besarnya derajat kerut
antar jenis tanah yang diamati.
II. METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
Bahan dan alat yang digunakan
dalam praktikum Acara III Derajat kerut Tanah ini adalah contoh tanah halus
(<0,5 mm), botol semprot, air, cawan porselin, colet, cawan dakhil, jangka
sorong dan serbet / lap pembersih.
B. Prosedur Kerja
1. Tanah halus diambil secukupnya, dimasukkan ke dalam cawan porselin,
ditambah air dengan menggunakan botol semprot, lalu diaduk secara merata dengan
colet sampai pasta tanah menjadi homogen.
2. Pasta tanah yang sudah homogen tadi dimasukkan ke dalam cawan dakhil yang
telah diketahui diameternya dengan menggunakan jangka sorong (diameter awal).
3. Cawan dakhil yang telah berisi pasta tanah tersebut dijemur dibawah terik
matahari, kemudian dilakukan pengukuran besarnya pengkerutan setiap 2 jam
sekali sampai diameternya konstan (diameter akhir).
Perhitungan
:
Derajat
kerut =
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan
B Pembahasan
Tanah dapat terbagi menjadi
beberapa jenis yang masing-masing memiliki sifat yang berbeda-beda. Ada jenis
tanah yang mempunyai sifat mengembang (bila basah) dan mengkerut (bila kering).
Akibatnya pada musim kering karena tanah mengerut maka tanah menjadi pecah-pecah.
Sifat mengembang dan mengerutnya tanah disebabkan oleh kandungan mineral liat
montmorillonit yang tinggi. Besarnya pengembangan dari pengerutan tanah
dinyatakan dalam nilai COLE (Coefficient Of Linear Extensibility) atau PVC
(Potential Volume Change = Swell index = index pengembangan). Istilah COLE
banyak digunakan dalam bidang ilmu tanah (pedology) sedang PVC digunakan dalam
bidang engineering (pembuatan jalan, gedung-gedung dsb). (Hardjowigeno,2010)
Percobaan derajat kerut tanah,
kami mendapat Jenis Tanah Ultisol. Pengamatan dilakukan pada 2 wadah yaitucawan I dan
cawan II yang berisi tanah Ultisol yang sebelumnya telah diolesi vaseline agar saat penjemuran tanah
yang mengkerut tidak menempel pada cawan.Dilakukan penjemuran di
bawah sinar matahari, dan diamati setiap 2 jam sekali. Dilakukan pengukuran sebanyak 4 kali.
Pada cawan pertama setelah dihitung dengan rumus derajat kerut hasilnya
sebesar 1 %. Dan pada
cawan kedua didapat hasil sebesar 9%.
Ultisol adalah tanah – tanah dimana terjadi penimbunan liat di horison
bawah (horison argilik), bersifat masam, kejenuhan basa (jumlah kation) pada
kedalaman 180cm dari permukaan tanah kurang dari 35%. Tanah ini dulu disebut
tanah Podzolik Merah Kuning yang banyak terdapat di Indonesia. Kadang – kadang juga
termasuk tanah Latosol dan Hidromorf kelabu. (Hardjowigono, 2010)
Secara fisik tanah mineral
merupakan campuran dari bahan anorganik, bahan organic, udara dan air. Bahan
anorganik secara garis besar terdiri dari golongan fraksi tanah yaitu pasir,
debu dan liat. Masing-masing fraksi mempunyai ukuran sifat yang berbeda-beda,
antara lain:
1. Pasir (0,05 mm-2,00 mm), bersifat tidak plastis dan tidak liat, daya
menahan air rendah, ukurannya yang besar menyebabkan ruang pori makro lebih
banyak, perkolasi cepat sehingga tanah pasiran beraerasi baik dan drainasenya
baik.
2. Debu (0,002 mm-0,05 mm), sebenarnya merupakan pasir mikro dan sebagian
besar adalah kuarsa. Fraksi debu mempunyai sedikit sifat plastis dan kohesi
yang cukup baik.
3. Liat (<0,002 mm), berbentuk mika atau lempeng, bila dibasahi amat
lengket dan sangat plastis, sifat mengembang dan mengerut yang besar. Bila
kering menciut dan banyak menyerap energi panas, bila dibasahi terjadi
pengembangan volume dan terjadi pelepasan panas yang disebut sebagai panas
pembasahan (heat of wetting).
Tanah ringan adalah tanah yang mengandung banyak pasir akan mempunyai
tekstur kasar, mudah diolah, merembeskan air. Sedangkan tanah berat adalah
tanah yang banyak mengandung liat, sulit meloloskan air, aerasi jelek, lengket
dan sulit dalam pengelolaannya.
Masing-masing fraksi mempunyai ukuran dan sifat yang berbeda-beda. Tanah
yang banyak mengandung pasir akan mempunyai tekstur yang kasar, mudah untuk
diolah, mudah untuk merembeskan air dan disebut sebagai tanah ringan. Adapun
faktor- faktor yang mempengaruhi derajat kerut pada tanah adalah Berat
ringannya tanah akan menentukan derajat kerut tanah. Semakin tinggi kandungan
liat, semakin besar derajat kerut tanah. Selain itu, bahan organik tanah
berpengaruh sebaliknya. Semakin tinggi kandungan bahan organik tanah, maka
derajat kerut tanah semakin kecil.
V. PENUTUP
A.Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan dan
persobaan dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa suatu tanah semakin tinggi
kandungan liatnya, maka semakin besar derajat kerut tanah. Selain itu, bahan
orgaik tanah berpengaruh sebaliknya. Semakin tinggi kandungan bahan organik
tanah, maka derajat kerut tanah semakin kecil.
B. Saran
Praktikum ini membutuhkan kerajinan
kalau tidak rajin maka hasilnya tidak sempurna.
DAFTAR
PUSTAKA
Foth, Henry. 1988. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada
University Press: Yogyakarta.
Hakim, Nurhajati dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. UNILA :
Lampung.
Hardjowigeno,
Sarwono.2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo : Jakarta.
Poerwowidodo. 1991. Genesa
Tanah, Proses Genesa dan Morfologi. Fahutan : Institut Pertanian Bogor.
Sarief, Saifuddin.1986.
Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana : Bandung.
Wednesday 5 December 2012
Laporan praktikum fotosintesis dan respirasi
LAPORAN
PRAKTIKUM
ACARA
IV
FOTOSINTESIS DAN RESPIRASI
Nama :
Rifki Pringadi
Nim : A0B012022
Rombongan
:
Psl 2
KEMENTRIAN
PENDIDIKAN DAAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
PERTANIAN
PERENCANAAN
SUMBERDAYA LAHAN
2012
I.PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya, dan
sintesis yang berarti menyusun. Jadi fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu
penyusunan senyawa kimia kompleks yang memerlukan energi cahaya. Sumber energi
cahaya alami adalah matahari. Proses ini dapat berlangsung karena adanya suatu
pigmen tertentu dengan bahan co2 dan h2o. Cahaya matahari terdiri atas beberapa
spektrum, masing-masing spektrum mempunyai panjang gelombang berbeda, sehingga
pengaruhnya terhadap proses fotosintesis juga berbeda (salisbury, 1995).
fotosintesis merupakan suatu proses
biologi yang kompleks, proses ini menggunakan
energi dan cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat
dalam kloroplas. Halnya mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar dan membran
dalam. Membran dalam mengelilingi suatu stroma yang mengandung enzim-enzim tang
larut dalam struktur membran yang disebut tilakoid. Proses fotosintesis
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (h2o), konsentrasi co2, suhu,
umur daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya.seperti
respirasi adalah suatu proses
pengambilan oksigen untuk memecah senyawa organic menjadi karbondioksida, air
dan energi. Respirasi ini akan menghasilkan energi kimia untuk kegiatan
kehidupan seperti bergerak dan pertumbuhan. Respirasi pada hakikatnya adalah
reaksi reduksi, dimana senyawa organic dioksidasi menjadi karbondioksida dan
oksigen yang diserap mengalami reduksi menjadi air.
Respirasi dapat digolongkan menjadi dua jenis berdasarkan ketersediaan oksigen di udara yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob. Respirasi aerob merupakan proses respirasi yang membutuhkan oksigen, sebaliknya reaksi anaerob merupakan proses respirasi yang berlangsung tanpa membutuhkan oksigen. Reaksi anaerob disebut juga fermentasi.
Respirasi dapat digolongkan menjadi dua jenis berdasarkan ketersediaan oksigen di udara yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob. Respirasi aerob merupakan proses respirasi yang membutuhkan oksigen, sebaliknya reaksi anaerob merupakan proses respirasi yang berlangsung tanpa membutuhkan oksigen. Reaksi anaerob disebut juga fermentasi.
II.TINJAUAN
PUSTAKA
Fotosintesis
berasal dari kata foton yang berarti cahaya, dan sintesis yang berarti
menyusun.jadi fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu penyusunan senyawa
kimia kompleks yang memerlukan energi cahaya. Sumber energi cahaya alami adalah
matahari. Proses ini dapat berlangsung karena adanya suatu pigmen tertentu
dengan bahan co2 dan h2o. Cahaya matahari terdiri atas beberapa spektrum,
masing-masing spektrum mempunyai panjang gelombang berbeda, sehingga
pengaruhnya terhadap proses fotosintesis juga berbeda (salisbury, 1995).
Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan energi dan cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Seperti halnya mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar dan membran dalam. Membran dalam mengelilingi suatu stroma yang mengandung enzim-enzim tang larut dalam struktur membran yang disebut tilakoid. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (h2o), konsentrasi co2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya. Tetapi yang menjadi faktor utama fotosintesis agar dapat berlangsung adalah cahaya, air, dan karbondioksida (kimball, 1992).
Berbeda dengan organisme heterotrof, organisme autotrof menggunakan energi yang berasal dari oksidasi dan zat-zat organik tertentu. Organisme yang demikian disebut kemoautotrof, karena menggunakan zat – zat kimiawi dalam memproduksi senyawa organik dari senyawa non-organik. Sedangkan peristiwa fotosintesis sendiri dilakukan oleh organisme autotrof yang seringkali disebut dengan organisme fotoautotrof, karena dalam proses pembentukan senyawa organiknya menggunakan energi yang berasal dari cahaya matahari(kimball, 1992).
Fotosintesis sering didefinisikan sebagai suatu proses pembentukan karbohidrat dan karbondioksida serta air yang dilakukan sel-sel yang berklorofil dengan adanya cahaya matahari yang disebabkan oleh oksigen (o2). Ada juga yang mengartikan fotosintesis dengan suatu peristiwa pengolahan atau pemasakan makanan yang terjadi pada daun dengan bantuan cahaya matahari(kimball, 1992).
Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang tak henti-hentinya. Sumber energi ini tersimpan dalam molekul-molekul organik seperti karbohidrat. Organisme heterotrofik, seperti ragi dan kita sendiri, hidup dan tumbuh dengan memasukan molekul-molekul organik ke dalam sel-selnya (kimball, 1992).
Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan energi dan cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Seperti halnya mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar dan membran dalam. Membran dalam mengelilingi suatu stroma yang mengandung enzim-enzim tang larut dalam struktur membran yang disebut tilakoid. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (h2o), konsentrasi co2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya. Tetapi yang menjadi faktor utama fotosintesis agar dapat berlangsung adalah cahaya, air, dan karbondioksida (kimball, 1992).
Berbeda dengan organisme heterotrof, organisme autotrof menggunakan energi yang berasal dari oksidasi dan zat-zat organik tertentu. Organisme yang demikian disebut kemoautotrof, karena menggunakan zat – zat kimiawi dalam memproduksi senyawa organik dari senyawa non-organik. Sedangkan peristiwa fotosintesis sendiri dilakukan oleh organisme autotrof yang seringkali disebut dengan organisme fotoautotrof, karena dalam proses pembentukan senyawa organiknya menggunakan energi yang berasal dari cahaya matahari(kimball, 1992).
Fotosintesis sering didefinisikan sebagai suatu proses pembentukan karbohidrat dan karbondioksida serta air yang dilakukan sel-sel yang berklorofil dengan adanya cahaya matahari yang disebabkan oleh oksigen (o2). Ada juga yang mengartikan fotosintesis dengan suatu peristiwa pengolahan atau pemasakan makanan yang terjadi pada daun dengan bantuan cahaya matahari(kimball, 1992).
Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang tak henti-hentinya. Sumber energi ini tersimpan dalam molekul-molekul organik seperti karbohidrat. Organisme heterotrofik, seperti ragi dan kita sendiri, hidup dan tumbuh dengan memasukan molekul-molekul organik ke dalam sel-selnya (kimball, 1992).
untuk mengetahui ada atau tidaknya amilum yang terdapat
dalam proses fotosintesis dapat dilakukan dengan berbagai percobaan,
diantaranya dengan memberi perlakuan variasi cahaya matahari yang berbeda pada
daun tumbuhan dan mengujinya dengan larutan jkj untuk memperoleh hasil dan data
yang bervariasi antara daun tumbuhan sampel (ellis, 1986).
yang
dimaksud dengan respirasi adalah proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan
energi. Respirasi dilakukan oleh semua penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan
maupun sel hewan dan manusia. Respirasi dilakukan baik siang maupun malam
(syamsuri, 1980).
sebagaimana
kita ketahui dalam semua aktivitas makhluk hidup memerlukan energi, tumbuhan
juga. Respirasi terjadi pada seluruh bagian tubuh tumbuhan, pada tumbuhan
tingkat tinggi respirasi terjadi baik pada akar, batang maupun daun dan secara
kimia pada respirasi aerobik pada karbohidrat (glukosa) adalah kebalikan
fotosintesis. Pada respirasi pembakaran glukosa oleh oksigen kan menghasilkan
energi. Karena semua bagian tumbuhan tersusun atas jaringan dan jaringan
tersusun atas sel, maka respirasi terjadi pada sel (jasin, 1989).
kandungan katalis disebut
juga enzim, sangat penting untuk siklus reaksi respirasi (sebaik-baiknya proses
respirasi ). Beberapa reaksi kimia membolehkan mencampur dengn fungsi dari
enzim memperbat enzim atau dengan mengkombinasi dengan sisi aktifnya.
Penggunaan ini akan dapat dilihat hasilnya pada inhibitor dari aktivitas enzim
(lovelles, 1997).
sistem
pernapasan adalah pertukaran gas o2 dan co2 dalam
tubuh organisme dan bertujuan mendapatkan energi. Alat respirasi pada
berbagai hewan berbeda-beda. Pada hewan tingkat rendah o2 langsung
berdifusi melalui permukaan tubuh, pada serangga adalah trakea, kalajengking
dengan paru-paru buku, ikan dengan insang, katak dengan paru-paru, kulit dan
rongga mulut, reptile dengan paru-paru, dll (panduan primagama).
Respirasi juga terjadi pada manusia yang disebut
dengan pernapasan. Proses menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida.
Respirasi pada manusia bisa memiliki gangguan seperti penyakit infeksi saluran
pernapasan akut atau yang disebut juga (ispa), hal ini merupakan salah satu
masalah kesehatan di indonesia karena masih tingginya angka kejadian ispa
terutama pada anak balita. Untuk mencegahnya bisa digunakan sanitasi rumah,
yaitu usaha kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada
pengawasan terhadap struktur fisik, dimana orang menggunakan sebagai tempat
berlindung yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Sarana tersebut antara
lain ventilasi, suhu, kelembapan, padatan hunian, penerangan alami, kontruksi
bangunan, sarana pembuangan sampah, sarana pembuangan kotoran manusia dan
penyediaan air bersih ( nindya, sulistyorini, 2005).
III.METODE PRAKTIKUM
A. Alat
1. Gelas
ukur
2. Tabung
reaksi
3. Stop
watch
4. Corong
5. Gunting
6. Meteran
7. Balon
lampu (60 watt dan 100 watt)
8. Pipet
ukur
B. Bahan
1. Daun
hidrila
2. Biji
kacang hijau/kecambah
3. Lilin
4. Korek
api
5. Aluminium
foil
6. Lux
meter
C. Cara
kerja
IV.HASIL
DAN PEMBAHASAN
B. Pembahasan
Fotosintesis merupakan proses biokimia menggunakan air, zat
hara, dan karbondioksida dan bantuan sinar matahari serta enzim-enzim untuk
pembuatan makanan karbohidrat . Proses fotosintesis biasa dilakukan oleh
tumbuhan yang mengandung zat hijau daun (klorofil), alga dan beberapa jenis
bakteri.
fotosintesis
merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan energi dan cahaya matahari
yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Seperti
halnya mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar dan membran dalam. Membran
dalam mengelilingi suatu stroma yang mengandung enzim-enzim tang larut dalam
struktur membran yang disebut tilakoid. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain air (h2o), konsentrasi co2, suhu, umur daun,
translokasi karbohidrat, dan cahaya.
Selain
mengalami fotosintesis tumbuhan juga mengalami respirasi. Respirasi pada
tumbuhan disebut fotorespirasi. Pada tumbuhan tinggi, senyawa karbohidrat
merupakan senyawa respirasi utama. Respirasi tumbuhan pada hakikatnya adalah
kebalikan dari fotosintesis.
Secara umum respirasi pada tumbuhan dapat ditulis sebagai berikut :
ch+ 6co2+ ho+ energi
Secara umum respirasi pada tumbuhan dapat ditulis sebagai berikut :
ch+ 6co2+ ho+ energi
proses respirasi diawali dengan adanya penangkapan oksigen dari lingkungan. Oksigen yang digunakan dalam respirasi masuk ke dalam setiap sel tumbuhan dengan difusi melalui ruang antar sel, dinding sel, sitoplasma dan membrane sel. Oksigen yang digunakan dalam respirasi melalui beberapa tahap :
A. Glikolisis
yaitu pengubahan glukosa menjadi molekul asam piravat.
B. Daur krebs
merupakan pembingkaran asam piravat secara aerob menjadi karondioksida dan air serta energi kimia.
C. Rantai transportasi elektron respiratori
dari siklus krebs dilanjutkan dengan oksidasi akan terbentuk air sebagai hasil sampingan respirasi. Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh melalui stomata.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis
tumbuhan hijau
cahaya merupakan sumber energi untuk fotosintesis. Intensitas cahaya yang tinggi akan membuat kegiatan fotosintesis menjadi efektif.
Tahap pertumbuhanpada saat masih kecambah, tumbuhan
lebih rajin fotosintesis daripada yang sudah besar karena yang sedang tumbuh
butuh banyak energi untuk tumbuh membesar.
Pigmen penyerapan cahaya klorofil merupakan pigmen
penyerapan cahaya. Untuk membuat klorofil, diperlukan ion magnesium yg diserap
dari tanah
suhu / temperatur mempengaruhi enzim
untuk fotosintesis. Jika suhu naik 10'c, kerja enzim meningkat 2x lipat. (tapi
hanya pada suhu tertentu, jika suhu terlalu tinggi, justru bisa merusak).
Kadar hasil fotosintesis (fotosintat) apabila kadar
hasil bentukan fotosintesis sedikit maka tumbuhan akan terangsang untuk
melakukan fotosintesis lebih giat daripada ketika kadar fotosintat yang banyak.
Ketersediaan co2 dan air (h2o). Jika
kekurangan air, stomata menutup sehingga menghalangi masuknya co2. Semakin
banyak gas karbon dioksida maka proses fotosintesis akan menjadi semakin
baik.jika faktor-faktor tersebut jumlahnya tak memadai atau tidak ada, maka
proses fotosintesis akan terganggu.
faktor-faktor yang mempengaruhi laju
respirasi adalah faktor internal
dan eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tumbuhan ,
meliputi tingkat perkembangan organ, komposisi kimia jaringan,
ukuran produk, pelapisan alami, dan jenis jaringan).
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari lingkungan sekeliling tumbujan, meliputi suhu, etilen, ketersediaan oksigen, karbon dioksida, dan luka pada bahan
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tumbuhan ,
meliputi tingkat perkembangan organ, komposisi kimia jaringan,
ukuran produk, pelapisan alami, dan jenis jaringan).
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari lingkungan sekeliling tumbujan, meliputi suhu, etilen, ketersediaan oksigen, karbon dioksida, dan luka pada bahan
dalam
hal inipenambahan larutan nahco3 dimaksudkan untuk menambah
kandungan co2 yang terdapatdalam air, dengan persamaan reaksi
sebagai berikut :
nahco3
+ h2o naoh+ co2 + h2o
perbandingan
banyak gelembung gas yang timbul. Percobaanyang ditambah larutan nahco3
ternyata dapat mempercepat laju fotosintesis. Fungsi larutan nahco3 disini
sebagai katalis dalam reaksi fotosintesis.
nahco3 dapat membantu laju
reaksi fotosintesis tanaman. Penambahan nahco3 memperbanyak
gelembungnya karena ketika nahco3 berikatan dengan h2o
menghasilkan co2 :
co2 dibutuhkan dalam
reaksi fotosintesis sebagai bahan utama , yang reaksinya :
6co2 + 6h2o + sinar
matahari dan klorofil ----> 6c6h12o6 + 6o2
Pada
bejanana d yang dikondisikan sama seperti bejana b dan selang beberapa detik
muncul gelembung, dan ketika keluar gelembung ditambahkan es batu pada
bejana dan terjadi perubahan selang berapa detik gelembung-
gelembung tersebut menghilang,es batu merupan katalisis yang dapat
memperlambat laju reaksi, dalam hal ini laju fotosintesis ketika ditambahkan es
batu kedalam bejana maka suhu berubah dan semakin dingin, sehingga enzim yang
membantu fotosintesis tidak dapat bekerja maksimum dan dapat menghentikan
proses fotosintesis.
Pada praktikum ini kita telah mengamati proses
respirasi pada kecambah kacang hijau. Alasan mengapa bahan yang digunakan
adalah kecambah kacang hijau, karena tumbuhan ini merupakan suatu organisme
yang walaupun ia masih belum berkembang dengan sempurna tetapi sudah bisa
melakukan pernapasan, hal ini terbukti dari hasil percobaan yang telah diamati
dimana kecambah kacang hijau sebagai bahan percobaan mampu melakukan respirasi.
Kecambah melakukan pernapasan untuk mendapatkan energi
yang dilakukan dengan melibatkan gas oksigen (o2) sebagai bahan yang diserap/diperlukan dan menghasilkan gas
karbondioksida (co2), air (h2o) dan sejumlah energi.
V. penutup
A.Kesimpulan
berdasarkan
hasil praktikum yang diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Fotosintesis adalah suatu proses
metabolisme dalam tanaman untuk membentuk karbohidratdengan memakai
karbondioksida (CO2) dari udara dan air (H2O) dari dalam
tanah denganbantuan cahaya matahari dan klorofil.
2. Gelembung-gelembung yang timbul
dari percobaan menunjukkan dalam fotosintesisdihasilkan oksigen.
3. Intensitas cahaya matahari dan
karbondioksida ikut mempengaruhi pembentukan oksigen padaproses ini.
B. Saran
Percobaan seperti ini memerlukan pengamatan yang harus benar-benar
diperhatikan, terlebih lagi saat memperhatikan gelembung udara yang
dihasilkan dari proses fotosintesis.agar proses pembuktian adanya
karbohidrat pada daun yang melakukan fotosintesis
Daftar pustaka
Dwidjoseputro. 1986. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Kimball,
j.w. 2002. Fisiologi tumbuhan. Erlangga. Jakarta.
Krisdianto, dan kawan-kawan. 2005. Penuntun
praktikum biologi umum. Fmipauniversitas lambung
mangkurat.banjarbaru.
Lovelles. A. R. 1997. Prinsip-prinsip biologi
tumbuhan untuk daerah tropik. Pt gramedia. Jakarta.
Simbolon, hubu dkk. 1989. Biologi
jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Syamsuri. I. 2000. Biologi. Erlangga. Jakarta
Ellis,
nihayati. 1986. Anatomi tumbuhan. Rajawali press, jakarta.
Kimball, john. W. 1992. Biologi umum. Erlangga, jakarta.
Salisbury, f. B dan ross, c. W. 1995. Fisiologi tumbuhan jilid i. Itb, bandung.
Kimball, john. W. 1992. Biologi umum. Erlangga, jakarta.
Salisbury, f. B dan ross, c. W. 1995. Fisiologi tumbuhan jilid i. Itb, bandung.
Subscribe to:
Posts (Atom)