I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Didalam
kehidupan, diawali dengan munculnya organisme uniseluler yang selanjutnya
menghasilkan organisme multiseluler. Peristiwa demikian dokenal pada teori
evolusi. Mekanisme tertentu telah ditempuh hingga menghasilkan organisme
multiseluler sampai dalam wujud seperti sekarang ini. Salah satu mekanisme yang
ditempuh adalah melalui proses reproduksi sel.
Sebagai
unit fungsional, sel memiliki kemampuan memperbanyak diri atau dikenal dengan
istilah reproduksi. Reproduksi sel berlangsung melalui pembelahan.
Pembelahan sel yang terjadi pada organisme eukariotik meliputi pembagian
inti sel (kariokinesis) dan pembagian sitoplasma (sitokinesis) melalui tahapan
seperti pada mitosis maupun meiosis. Tahapan pembelahan didasarkan pada
perubahan letak (tingkah laku) kromosom selama berlangsungnya proses
pembelahan. Pembelahan sel di diawali dengan adanya aktivitas
pembelahan kromosom dalam beberapa tahap pembelahan. Pada setiap tahap
pembelahan mempunyai ciri-ciri tertentu yang dapat diamati proses-prosesnya
melalui teknik atau perlakuan tertentu yang diberikan pada kromosom tersebut.
Adapun pembelahan sel dibedakan menjadi dua macam, yaitu mitosis dan meiosis
(Pratiwi, 2003).
Pembelahan
meiosis terjadi pada sel-sel germinal (gamet) dengan hasil akhir empat buah sel
anak yang bersifat haploid dengan komposisi genotip yang mungkin berbeda dengan
sel induknya Mitosis adalah peristiwa pembelahan sel yang terjadi pada sel-sel
somatis (sangat aktif pada jaringan meristem) yang menghasilkan dua sel anak
yang memiliki genotip sama dan identik dengan sel induknya.
1.2
Tujuan
- Dapat menjelaska pembelahan sel secara
mitosis
- Mengenal ciri-ciri setiap tahap mitosis
- Menjelaskan perbedaan mitosis dan meiosis.
1.3 Manfaat
- Dapat menjelaskan proses pembelahan sel
- Mengetahui tahapan-tahapan pembelahan sel secara mitosis
- Mengetahui perbedaan antara pembelahan mitosis dan meiosis
- Mengenal ciri-ciri setiap tahap mitosis
- Menjelaskan perbedaan mitosis dan meiosis.
1.3 Manfaat
- Dapat menjelaskan proses pembelahan sel
- Mengetahui tahapan-tahapan pembelahan sel secara mitosis
- Mengetahui perbedaan antara pembelahan mitosis dan meiosis
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Pada
dasarnya, pembelahan sel dibedakan menjadi 2 macam, yaitu pembelahan sel secara
langsung dan secara tak langsung. Pembelahan sel secara langsung jika proses
pembelahan tidak didahului dengan pembentukan gelondong pembelahan dan
penampakan kromosom. Adapun pembelahan sel secara tak langsung jika proses
pembelahan didahului dengan pembentukan gelondong pembelahan dan penampakan
kromosom. Pembelahan sel secara langsung disebut amitosis, sedangkan pembelahan
secara tidak langsung meliputi pembelahan mitosis dan pembelahan meiosis.
Pembelahan
amitosis terjadi pada bakteri, Protozoa, dan ganggang bersel satu. Proses
pembelahan ini tidak melalui tahapan-tahapan pembelahan. Satu sel induk akan
membelah secara langsung menjadi dua, dua menjadi empat, empat menjadi delapan,
dan seterusnya hingga sel tersebut bertambah banyak. Proses pembelahan langsung
didahului oleh pembelahan inti menjadi dua, diikuti oleh pembelahan sitoplasma
dan akhirnya sel terbagi menjadi dua sel anak.
Proses
pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua sel identik yang
dihasilkan oleh pembelahan sel disebut Mitosis. Mitosis umumnya diikuti
sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membrane sel. Proses ini menghasilkan
dua sel anakan yang identik, yang memiliki distribusi organel dan komponen sel
yang nyaris sama. Mitosis dan sitokinesis merupakan fase mitosis (fase M) pada
siklus sel, dimana sel awal terbagi menjadi dua sel anakan yang memiliki
genetic yang sama dengan sel awal (Syamsuri, 2005).
Fungsi
utama dari siklus sel adalah menduplikat sejumlah DNA di dalam kromosom dengan
tepat, kemudian membelah menjadi dua sel anak yang identik. Proses ini
merupakan dua fase utama dari siklus sel. Proses duplikasi DNA terjadi pada
fase S (S=sintesis), yang menghabiskan 10-12 jam dan merupakan separuh
waktu siklus sel pada tipe sel mamalia. Setelah fase S, terjadi pemisahan
kromosom dan pembelahan sel pada fase M (M=Mitotik), yang membutuhkan waktu
lebih sedikit ( kurang dari satu jam pada sel mamalia). Mitosis terjadi pada
fase M yang dimulai dengan kromosom yang terkondensasi. Fase
mitotik merupakan tempat terjadinya mitosis. Kondensasi kromosom dan pembatasan
kromosom replikan terjadi dalam mitosis (Alberts, 2002).
Mitosis
merupakan periode pembelahan sel yang berlangsung pada jaringan titik tumbuh
(meristem), seperti pada ujung akar atau pucuk tanaman. Proses mitosis terjadi
dalam empat fase yaitu profase,metaphase, anaphase dan telofase. Fase mitosis
tersebut terjadi pada sel tumbuhan maupun hewan. Terdapat perbedaan mendasar
antara mitosis pada hewan dan tumbuhan. Pada hewan terbentuk aster dan terbentuknya
alur di ekuator pada membran sel pada saat telofase sehingga kedua sel anak
menjadi terpisah (Pratiwi, 2003).
Mitosis
adalah pembelahan sel yang terjadi secara tidak langsung (Setjo, 2004). Hal ini
dikarenakan pada pembelahan sel secara mitosis terdapat adanya tahapan-tahapan
tertentu. Tahapan-tahapan (fase-fase) yang terdapat pada pembelahan mitosis ini
meliputi: profase, metafase, anafase, dan telofase.
Proses
mitosis ini terjadi bersama dengan pembelahan sitoplasma dan bahan-bahan di
luar inti sel. Pada mitosis setiap induk yang diploid (2n) akan menghasilkan
dua buah sel anakan yang masing-masing tetap diploid serta memiliki sifat
keturunan yang sama dengan sel induknya.
Urutan
terjadinya mitosis adalah sebagai berikut:
1.
Profase
Proses
terjadinya fase profase ditandai dengan hilangnya nukleus dan diganti dengan
mulai tampaknya pilinan-pilinan kromosom yang terlihat tebal.
2.
Metafase
Ciri
utama fase ini adalah terbentuknya gelendong pembelahan, gelendong pembelahan
ini dibentuk oleh mikrotubula. Gelendong ini membentuk kutub-kutub pembelahan
tempat sentromer mikrotubula bertumpu.
3.
Anafase
Pada
fase ini kromosom yang mengumpul di tengah sel terpisah dan mengumpul pada
masing-masing kutub, sehingga telihat ada dua kumpulan kromosom.
4.
Telofase
Telofase
adalah fase finising (penutup), dalam telofase ada dua tahap yaitu telofase
awal dan telofase akhir. Pada telofase awal terlihat mulai ada sekat yang
memisahkan antara sel-sel anak. Sedang pada telofase akhir terlihat sel-sel
anak sudah benar-benar terpisah.
Pembelahan
mitosis menghasilkan sel anakan yang jumlah kromosomnya sama dengan jumlah
kromosom sel induknya, pembelahan mitosis terjadi pada sel somatik (sel
penyusun tubuh). Sel-sel tersebut juga memiliki kemampuan yang berbeda-beda
dalam melakukan pembelahannya, ada sel-sel yang mampu melakukan pembelahan
secara cepat, ada yang lambat, dan ada juga yang tidak mengalami pembelahan
sama sekali setelah melewati masa pertumbuhan tertentu, misalnya sel-sel
germanitikum kulit mampu melakukan pembelahan yang sangat cepat untuk
menggantikan sel-sel kulit yang rusak atau mati. Akan tetapi sel-sel yang ada
pada organ hati melakukan pembelahan dalam waktu tahunan, atau sel-sel saraf
pada jaringan saraf yang sama sekali tidak mampu melakukan pembelahan setelah
usia tertentu. Sementara itu beberapa jenis bakteri mampu melakukan pembelahan
hanya dalam hitungan jam, sehingga hanya dalam waktu berapa jam saja dapat
dihasilkan ribuan, bahkan jutan sel bakteri. Sama dengan bakteri, protozoa
bersel tunggal mampu melakukan pembelahan hanya dalam waktu singkat, misalkan
amoeba, paramecium, didinium dan euglena (Budiarti, 2007).
Mitosis
dan sitokinesis adalah komponen pembelahan sel yang secara keseluruhan disebut
reproduksi sel. Dalam mitosis, semua sifat yang terkandung di dalam inti sel
secara terekam lengkap pada sel baru. Mitosis terjadi secara aktif pada
jaringan meristem yang sedang tumbuh pesat, seperti ujung akar, pucuk, dan
tunas. Kecepatan pembelahan sel pada setiap organ-organ berbeda-beda.Tujuan
pembelahan mitosis adalah mewariskan semua sifat induk kepada kedua sel anaknya
dan berperan penting dalam proses-proses biologis, seperti pertumbuhan,
penggantian sel-sel yang rusak, dan perbaikan jaringan (Suryati, 2008).
Pembelahan
mitosis yaitu pembelahan reduksi karena meliputi dua proses pembelahan
berurutan, yaitu kanokinesis dan sitokinesis. Asetocarmine berfungsi untuk
memperjelas inti sel dan mengetahui letak inti sel. Jadi kromosom hanya akan
terlihat jelas apabila membelah maka dari itu dengan menggunakan asetocarmine
untuk memperjelas kromosom. Setiap kromosom akan tampak seperti dua kumpulan
benang yang disebut kromatid, dan dihubungkan dengan kromatid.
Pembelahan
sel secara mitosis maupun meiosis melibatkan kromatin, kromatid, sister
chromatid, kromosom, kromosom homolog, kinetokor, telomer dan sentrosom
(Alberts, 2002).
Kromatin adalah gabungan antara rantai DNA,
protein histon dan protein nonhiston, kromatin dapat ditemukan di nukleus sel
eukariot.
Kromatid merupakan duplikat dari
kromosom yang terbentuk dari peristiwa replikasi DNA yang tetap
bersatu dengan duplikat lain pada sentromer.
Sister chromatid adalah dua kromatid yang
bersifat identik dimana merupakan hasil proses duplikasi.
Kromosom adalah suatu struktur yang tersusun
atas rantai panjang DNA dan tergabung dengan protein. Kromosom membawa bagian
dari informasi genetik suatu organisme.
Kromosom homolog adalah kromosom yang
membentuk pasangan dengan struktur, ukuran, bentuk, posisi sentromer dan pola
pewarnaan yang sama (Campbell, 1987).
Kinetokor adalah protein yang terletak pada
sentromer di tiap-tiap kromosom.
Telomer adalah ujung dari kromosom eukariot,
telomer berasal dari bahasa yunani yaitu Telos yang berarti ujung.
Telomer berhubungan dengan rantai karakteristik DNA.
Sentorosom terletak ditengah organel dari sel
hewan (sentriol pada sel tumbuhan) yang menjadi pusat pengatur
mikrotubulus dan bertindak sebagai kutub dari benang-benang spindel selama
proses pembelahan sel.
Mitosis
pada tumbuhan terjadi selama mulai dari 30 menit sampai beberapa jam dan
merupakan bagian dari suatu proses yang berputar dan terus-menerus. Pada
praktikum kali ini digunakan akar bawang merah (Allium cepa) karena jaringan
akar bawang merah (Allium cepa) merupakan jaringan yang mudah ditelaah untuk
pengamatan mitosis (Sugiri, 1992).
Benang-benang
yang terdapat dalam preparat awetan dan preparat awetan dan preparat buatan
yang terdapat dalam inti sel akan membentuk kromosom benang-benang spindle pada
sentromen yang terikat dan setiap kromosom akan terlihat tampak jelas dan dapat
diamati hanya dengan menggunakan mikroskop.
Pembelahan
mitosis menghasilkan sel anakan yang jumlah kromosomnya sama dengan jumlah
kromosom sel induknya, pembelahan mitosis terjadi pada sel somatic (sel
penyusun tubuh). Sel-sel tersebut juga memiliki kemampuan yang berbeda-beda
dalam melakukan pembelahannya, ada sel-sel yang mampu melakukan pembelahan
secara cepat, ada yang lambat, dan ada juga yang tidak mengalami pembelahan
sama sekali setelah melewati masa pertumbuhan tertentu, misalnya sel-sel
germanitikum kulit mampu melakukan pembelahan yang sangat cepat untuk
menggantikan sel-sel kulit yang rusak atau mati, akan tetapi sel-sel yang ada
pada organ hati melakukan pembelahan dalam waktu tahunan, atau sel-sel saraf
pada jaringan saraf yang sama sekali tidak mampu melakukan pembelahan setelah
usia tertentu. Sementara itu beberapa jenis bakteri mampu melakukan pembelahan
hanya dalam hitungan jam, sehingga hanya dalam waktu beberapa jam saja dapat
dihasilkan ribuan, bahkan jutaan sel bakteri. Sama dengan bakteri, protozoa
bersel tunggal mampu melakukan pembelahan hanya dalam waktu singkat, misalkan
amoeba, paramecium, didinium dan euglena (Budiarti, 2007).
B. Pembahasan
Pembelahan
mitosis merupakan proses pembelahan inti sel menjadi dua inti sel baru, melalui
tahapan dan proses tertentu menghasilkan dua jenis sel anak yang jumlah
kromosomnya sama dengan induknya. Pembelahan sel secara mitosis melalui
beberapa fase, diantaranya fase Interfase, Profase, Metafase, Anafase, dan yang
terakhir Telofase.
a.
Interfase
yaitu
periode saat sel tidak sedang melakukan aktifitas pembelahan. Selama Interfase,
aktivitas metabolisme sangat tinggi, kromosom dan organel mengalami duplikasi
(penggandaan) dan ukuran sel dapat meningkat. Interfase meliputi sekitar 90 %
dari keseluruhan waktu setiap siklus sel. Untuk satu sel membutuhkan waktu οΎ± 24 jam untuk satu kali proses
pembelahan, G1 (Gap 1) selama 11 jam, S (Sintesis DNA) selama 8 jam, G2 (Gap 2)
selama 4 jam dan M (Mitotik) selama 1 jam. Selama ketiga sub-fase ini yaitu G1,
S, dan G2, sel mengalami pertumbuhan dengan menghasilkan organel dan
protein-protein di dalam sitoplasma. Kromosom direplikasi hanya pada sub-fase
S. Dengan demikian, suatu sel tumbuh (G1), terus tumbuh saat sel tersebut sudah
menyalin kromosomnya (S), dan tumbuh lagi sampai sel tersebut menyelesaikan
persiapannya untuk melakukan pembelahan (G2) yang ditandai dengan kromosom
berkondensasi, dua pasang sentromer terbentuk, dan nukleolus mulai menghilang,
kemudian dilanjutkan dengan fase M. . Profase
b.
Profase
Proses
terjadinya fase profase ditandai dengan hilangnya nucleus dan diganti dengan
mulai tampaknya pilinan-pilinan kromosom yang terlihat tebal.
c.
Metafase
Ciri
utama fase ini adalah terbentuknya gelendong pembelahan, gelendong pembelahan
ini dibentuk oleh mikrotubula. Gelendong ini membentuk kutub-kutb pembelahan
tempat sentromer mikrotubula bertumpu.
d.
Anafase
Pada
fase ini kromosom yang mengumpul di tengah sel terpisah dan mengumpul pada
masing-masing kutub, sehingga telihat ada dua kumpulan kromosom.
e.
Telofase
Telofase
adalah fase finising, dalam telofase ada dua tahap yaitu telofase awal dan
telofase akhir. Pada telofase awal terlihat mulai ada sekat yang memisahkan antara
sel-sel anak. Sedang pada telofase akhir terlihat sel-sel anak sudah
benar-benar terpisah.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
- Mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi secara tidak langsung. Pembelahan yang terjadi pada sel somatik ini, memiliki tahapan-tahapan tertentu. Tahapan-tahapan (fase-fase) yang terdapat pada pembelahan mitosis ini meliputi: profase, metafase, anafase, dan telofase.
- ciri-ciri yang dapat dideteksi pada masing-masing fase yang ditemukan antara lain:
a. Profase
Proses terjadinya fase profase ditandai dengan hilangnya nucleus dan diganti dengan mulai tampaknya pilinan-pilinan kromosom yang terlihat tebal.
b. Metafase
Ciri utama fase ini adalah terbentuknya gelendong pembelahan.
c.. Anafase
Telihat adal dua kumpulan kromosom.
d. Telofase
Telofase awal terlihat mulai ada sekat yang memisahkan antara sel-sel anak. Sedang pada telofase akhir terlihat sel-sel anak sudah benar-benar terpisah.
- Tempat terjadinya mitosis pada sel somatik sedangkan meiosis pada sel kelamin. Tujuan mitosis untuk mengganti sel-sel yang rusak sedangkan pada meiosis untuk membentuk sel kelamin. Pembelahan mitosis hanya terjadi satu kali pembelahan saja sedangkan pada meiosis terjadi dua kali pembelahan. Mitosis menghasilkan dua sel anak yang identik sedangkan pada meiosis menghasilkan 4 sel anak yang berbeda dan sel anak mitosis bersifat diploid (2n) sedangkan pada meiosis bersifat haploid (n).
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
- Mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi secara tidak langsung. Pembelahan yang terjadi pada sel somatik ini, memiliki tahapan-tahapan tertentu. Tahapan-tahapan (fase-fase) yang terdapat pada pembelahan mitosis ini meliputi: profase, metafase, anafase, dan telofase.
- ciri-ciri yang dapat dideteksi pada masing-masing fase yang ditemukan antara lain:
a. Profase
Proses terjadinya fase profase ditandai dengan hilangnya nucleus dan diganti dengan mulai tampaknya pilinan-pilinan kromosom yang terlihat tebal.
b. Metafase
Ciri utama fase ini adalah terbentuknya gelendong pembelahan.
c.. Anafase
Telihat adal dua kumpulan kromosom.
d. Telofase
Telofase awal terlihat mulai ada sekat yang memisahkan antara sel-sel anak. Sedang pada telofase akhir terlihat sel-sel anak sudah benar-benar terpisah.
- Tempat terjadinya mitosis pada sel somatik sedangkan meiosis pada sel kelamin. Tujuan mitosis untuk mengganti sel-sel yang rusak sedangkan pada meiosis untuk membentuk sel kelamin. Pembelahan mitosis hanya terjadi satu kali pembelahan saja sedangkan pada meiosis terjadi dua kali pembelahan. Mitosis menghasilkan dua sel anak yang identik sedangkan pada meiosis menghasilkan 4 sel anak yang berbeda dan sel anak mitosis bersifat diploid (2n) sedangkan pada meiosis bersifat haploid (n).
B. Saran
Pada praktikum selanjutnya ada baiknya jika menambahkan bahan seperti lengkuas (Alpinia galanga, Linn), agar praktikan lebih dapat memahami tentang materi pembelahan pada sel tumbuhan.
Pada praktikum selanjutnya ada baiknya jika menambahkan bahan seperti lengkuas (Alpinia galanga, Linn), agar praktikan lebih dapat memahami tentang materi pembelahan pada sel tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2004. The Cell Cycle & Mitosis Tutorial. (Online). http://www.biology. arizona.edu/cell_bio/tutorials/cell_cycle/cells3.html, diakses tanggal 8 Desember 2011.
Margono, H. 1973. Pengaruh Colchicine terhadap pertumbuhan Memanjang Akar Bawang Merah (Alium cepa). Skripsi tidak diterbitkan. Malang: IKIP.
Pratiwi, D.A. 2004. Penuntun Biologi. Jakarta: Erlangga
Setjo, S. 2004. Anatomi Tumbuihan. Malang: JICA.
Suryo. 2001. Genetika. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Anonim. 2004. The Cell Cycle & Mitosis Tutorial. (Online). http://www.biology. arizona.edu/cell_bio/tutorials/cell_cycle/cells3.html, diakses tanggal 8 Desember 2011.
Margono, H. 1973. Pengaruh Colchicine terhadap pertumbuhan Memanjang Akar Bawang Merah (Alium cepa). Skripsi tidak diterbitkan. Malang: IKIP.
Pratiwi, D.A. 2004. Penuntun Biologi. Jakarta: Erlangga
Setjo, S. 2004. Anatomi Tumbuihan. Malang: JICA.
Suryo. 2001. Genetika. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
No comments:
Post a Comment